Kepercayaan Investor Tinggi, Obligasi BTN Kelebihan Permintaan

Penerbitan obligasi menjadi bagian dari strategi BTN untuk mengamankan pendanaan jangka panjang untuk penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah (KPR)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jun 2019, 15:35 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2019, 15:35 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melaporkan, obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap II yang telah ditawarkan pada pertengahan Juni lalu meraih minat besar dari para investor dengan nilai penawaran yang masuk sebesar Rp 4,11 triliun.

Perolehan tersebut lebih tinggi dari target indikatif yang diproyeksi akan meraup pendanaan sebesar Rp 3,14 triliun. Tiga seri obligasi PUB III Bank BTN pada tahap kedua ini semua meraih kelebihan permintaan.

"Meskipun kondisi pasar modal masih bergejolak selepas Pemilu Presiden dan kondisi ekonomi global terdampak perang dagang, namun minat dari para investor terhadap obligasi BTN cukup besar karena kinerja kami positif di mata investor," kata Direktur Utama BTN, Maryono lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Untuk seri A, jumlah pokok yang ditawarkan adalah sebesar Rp 1,756 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,75 persen per tahun. Seri A yang jatuh tempo 8 Juli 2020 tersebut mendapatkan kelebihan permintaan sebesar Rp 256,5 miliar dari proyeksi awal sebesar Rp 1,5 triliun.

Sementara Seri B juga tidak kalah peminatnya, dengan jumlah pokok yang ditawarkan mencapai Rp 1,168 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75 persen per tahun. Perolehan dari seri B yang jatuh tempo 28 Juni 2022 tersebut lebih banyak dibandingkan target awal yang dipatok yakni sebesar Rp 803 miliar.

Kelebihan permintaan signifikan juga diraih obligasi Seri C dengan tingkat bunga tetap sebesar 9 persen per tahun yang akan jatuh tempo 28 Juni 2024, berhasil meraih permintaan sebesar 1,219 miliar. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan yang tercantum di Informasi Tambahan Ringkas yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia pada 12 Juni lalu, yakni sebanyak Rp 835 miliar.

"Faktor yang membuat obligasi BTN cukup menarik adalah tingkat bunga yang ditawarkan, karena saat ini kecenderungan yield SUN bertenor 1 tahun, 3 tahun dan 5 tahun yang menjadi benchmark obligasi PUB III BTN tahap II ini melandai dalam kurun 1 bulan ini," jelas Maryono.

 

Pendanaan Jangka Panjang

Sinergi BUMN, BTN Akuisisi Anak Usaha PNM
Dirut PT BTN, Maryono memberi sambutan saat acara penandatanganan perjanjian pembelian saham bersyarat PNMIM dari PNM di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4). Melalui penandatangan tersebut, Bank BTN membeli 33.000 lembar saham PNMIM senilai Rp114,3 miliar milik PNM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data dari IBPA, yield dari SUN dengan tenor 1 tahun sebesar 6,46 persen, sementara SUN dengan tenor 3 tahun sebesar 6,88 persen, dan tenor 5 tahun 7,066 persen. Padahal, pada 23 Mei lalu, yield dari SUN dengan tenor 1 tahun tersebut masih di atas 6,5 persen. Sementara yang bertenor 2 dan 3 tahun masing-masing 7,24 persen dan 7,65 persen.

Adapun penerbitan obligasi menjadi bagian dari strategi BTN untuk mengamankan pendanaan jangka panjang untuk penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah (KPR) yang menjadi bisnis utama perseroan.

Sebagai informasi, Bank BTN telah merencanakan Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan III sejak Juli 2017 dengan nilai maksimal Rp 10 triliun. Adapun Obligasi PUB III BTN tahap I dicatatkan pada tanggal 14 Juli 2019 dengan nilai sebesar Rp 5 triliun.

Maryono menyampaikan, dengan tingkat bunga yang menarik, banyak Investor yang mengkoleksi obligasi PUB III tahap II. Adapun mayoritas investor yang menggenggam obligasi Bank BTN tersebut merupakan perbankan dan perusahaan asset management.

"Dana hasil penerbitan Obligasi PUB III Bank BTN tahap II ini akan digunakan untuk ekspansi kredit guna mengejar target pertumbuhan bisnis tahun ini," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya