Pengusaha Apresiasi BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Penurunan suka bunga acuan oleh Bank Indonesia beberapa hari lalu disambut baik para pengusaha

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2019, 16:45 WIB
PHRI
Ketua Umum PHRI, Hariyadi B.Sukamdani. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga acuannya. Menurutnya, adanya penurunan ini, maka akan berdampak positif bagi pelaku pasar di Indonesia.

"Saya rasa bagus karena ini kan sebetulnya kita berharap dari rapat lalu dua bulan lalu. Tapi tidak apa-apa sekarang responsnya sebetulnya harusnya turun. Untuk memberikan konfiden pada pasar," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Hariyadi menilai keputusan BI ini dalam menurunkan suku bunga ini pun tidak lepas dari kondisi global yang saat ini cukup stabil.

"Jadi saya rasa secara makronya juga bagus dan di dalam negeri sendiri semester II biasanya dari segi historical datanya lebih baik. Memang sangat memungkinkan untuk turun," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Suku Bunga Turun

BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Rapat memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seperti diketahui sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 17-18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day repo rate," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (18/7).

Penurunan suku bunga menurutnya dilakukan sejalan dengan kondisi perekonomian global yang melambat.

"Kebijakan ini sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi ke depan dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas ekonomi Indonesia yang terkendali," ujarnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya