Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, pemerintah berkomitmen dalam menjalankan mega proyek 35.000 Mega Watt (MW). Meski tidak semua rampung di 2019, namun proyek ini kini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
Jonan mengatakan, pemerintah terus minta program kelistrikan 35.000 MW tetap jalan, tapi kecepatannya disesuaikan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat dan dunia usaha.
"Yang penting itu masyarakat bisa mendapat layanan listrik dari Sabang - Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," kata Jonan, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Jonan mengungkapkan, latar belakang diluncurkannya program yang dicanangkan pertama kali pada Mei 2015 adalah untuk memperluas akses listrik kepada masyarakat (accessibility). Tujuan inilah yang menjadi fokus utama Pemerintah.
"Coba bandingkan yang penting pembangkitnya apa jumlah masyarakat yang mendapatkan listrik? Kalau rakyatnya dulu, rasio elektrifikasi saat ini saja mungkin sudah 98,9 persen. Mudah-mudahan sampai akhir tahun sudah 99,3 persen," papar Menteri ESDM itu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rincian Proyek 35 Ribu MW
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Djoko Abumanan menyampaikan rinci, program 35.000 MW terdiri dari 25.000 MW milik Independent Power Producer (IPP) dan 10.000 MW yang dibangun PLN.
"Lima ribu milik PLN sudah masuk (kontrak)," ungkapnya.
Untuk di Jawa, pembangkit yang dimiliki oleh PLN sudah terselesaikan semua kontraknya. Sementara pembangkit milik IPP dengan skala besar mulai masuk pada September mendatang, Seperti PLTU Jawa 8 Cilacap dan Jawa 7 Bojonegoro.
Pembangunan pembangkit ini diharapkan mampu menopang konsumsi kebutuhan listrik masyarakat, terlebih mempersiapkan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia
"Rata-Rata pakai Ultra Supra Critical dengan kapasitas 1.000 MW," tandasnya.
Advertisement