Pesawat Tergelincir di Puncak Jaya, Ini Instruksi Kemenhub

Kementerian Perhubungan meminya seluruh penerbangan untuk meningkatkan kemanan dan keselamatan penerbangan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 18 Agu 2019, 11:46 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2019, 11:46 WIB
Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menyayangkan terjadinya insiden pecahnya ban pesawat udara Dimonim Air PK-HVL, type a/c : C208B milik PT Marta Buana Abadi di Bandar Udara Mulia di Pucak Jaya, Papua, pada Sabtu (17/8).

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti mengatakan,  kejadian ini agar menjadi pelajaran penting bagi para operator penerbangan untuk meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi udara.

"Saya mengimbau kepada seluruh operator penerbangan untuk meningkatkan 3S + 1C (service, securty, service and compliance). Karena hal tersebut yang paling utama," tegas Polanan di Jakarta, Minggu (18/8/2019).

Terkait insiden tergelincirnya pesawat Dimonim Air, Polana menambahkan, saat ini pihak Ditjen Hubud Kemenhub melalui Otoritas Bandar Udara Wilayah X sedang melakukan koordinasi dengan aparat keamanan.

Adapun kronologi kejadian, pada waktu 03.30 UTC / 12.30 WIT, pesawat membawa sebanyak 9 penumpang, pada jam 01:45 UTC, pesawat Demonim Air pada saat mendarat pesawat keluar dari runway 27 ke sebelah kiri landasan yg mengakibatkan roda depan pesawat tersebut masuk kedalam selokan sedalam 50 cm.

Saat kejadian pesawat keluar runway dapat dilihat dari tower Bandara Mulia, setelah itu para petugas bandara (AVSEC dan PKP-PK) menuju ke TKP untuk membantu evakuasi penumpang dan pilot, semuanya dalam kondisi selamat saat di evakuasi.

Pasca insiden, Bandara Mulia sempat ditutup namun pada pukul 15.20 WIT dibuka untuk penerbangan dari Nabire menuju Mulia melalui Bandara Sugapa yg membawa teknisi dan peralatan untuk dukungan bantuan evakuasi pesawat.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kemenhub Bakal Sulap Bandara Palu Jadi Tahan Gempa

Menhub, Budi Karya Sumadi
Menhub, Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2020 mendatang berencana untuk merenovasi Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Secara dana, perbaikan lapangan udara tersebut memakan biaya Rp 400 miliar yang berasal dari pinjaman Asian Development Bank (ADB).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah sebelumnya telah melakukan proses perbaikan struktur di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, dengan biaya sebesar Rp 30 miliar.

"Jadi struktur utama itu sudah diperbaiki secara baik. Kita sudah menghabiskan Rp 30 miliar untuk recovery berkaitan dengan struktur," ujar dia di Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah, seperti dikutip Minggu (11/8/2019).

Selanjutnya, ia meneruskan, Kemenhub telah mendapat pinjaman dana dari ADB sebesar Rp 400 miliar untuk memperbaiki bandara pada tahun depan.

Perolehan dana tersebut separuhnya akan digunakan untuk memperkuat struktur lapangan udara sehingga lebih tahan getaran gempa bumi.

"Nah itu dibutuhkan dana yang lumayan banyak. Kita akan alokasi untuk di sini Rp 200 miliar, dan di air side Rp 200 miliar," jelas Menhub Budi.

 

Penggunaan Anggaran

20170108-Menhub Tinjau Proyek LRT Jabodetabek-Jakarta
Menhub Budi Karya Sumadi seusai memantau lokasi pembangunan kereta layang (Light Rail Transit/LRT), rute Cawang-Cibubur di tol Jagorawi Km 13, Jakarta, Minggu (8/1). LRT akan melewati 18 stasiun dengan panjang 42,1 km. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Adapun sisa budget Rp 200 miliar disebutnya bakal dipergunakan untuk memperpanjang landasan pacu (runway) hingga 2.500 meter, sehingga bisa meningkatkan nilai Pavement Classification Number (PCN) dari 50 menjadi 80.

Dia kemudian menargetkan, seluruh proses renovasi Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie bisa dilakukan hanya dalam waktu 1 tahun saja, atau rampung pada 2021. "(Target selesai?) Kira kira 1 tahun pelaksanaannya, jadi tahun 2021 pertengahan selesai," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya