Jababeka Siap Terlibat Bangun Ibu Kota Baru

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menawarkan diri kepada Presiden Jokowi untuk terlibat dalam pembangunan ibu kota baru

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Sep 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 19:30 WIB
Desain Ibu Kota Baru
Desain Ibu Kota Baru di Kalimantan. (Liputan6.com/ Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Founder dan Komisaris PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi (SD) Darmono menilai rencana Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan ide yang brilian. Karena itu, Jababeka menyatakan siap jika diminta pemerintah untuk membantu menggarap ibu kota baru.

“Sekarang pun kalau Jababeka dipanggil oleh Presiden, kita sudah siap dengan pengalaman selama 37 tahun membangun kota," kata SD Darmono di Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Menurut dia, ide pemindahan ibu kota dari Preside Jokowi merupakan gagasan yang brilian. Hal itu akan mendorong pemerataan dan pertumbuhan ekonomi ke depan. "Apa yang diusulkan Pak Jokowi soal pemindahan ibu kota ini sungguh brilian. Karena sekarang Indonesia pertumbuhan ekonominya hanya 5,2 persen, tapi Presiden kan inginnya naik sekitar 7 persen sampai 9 persen," ujarnya.

"Jababeka adalah salah satu perusahaan yang disebut pemerintah sebagai aset nasional karena membangun kawasan-kawasan industri, membuka lapangan kerja seperti layaknya BUMN, dan sangat concern dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya di Cikarang, dari yang tidak ada apa-apa menjadi 1 juta penduduk sekarang, dan GDP-nya USD 35 miliar,” tambahnya.

Darmono menjelaskan, apa yang diusulkan Presiden Jokowi untuk memindahkan ibu kota ini sebenarnya bisa berkaca dan belajar pada pemerintah Jepang di era 1970-1980-an. Saat itu, Perdana Menteri Jepang menawarkan kepada para gubernurnya untuk mengembangkan kota-kota baru.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tiru Jepang

Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemerintah berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta lantaran Pulau Jawa dinilai sudah terlalu padat penduduk. (Liputan6.com/JohanTallo)

Tujuannya adalah untuk menemukan formulasi mengenai pola pengembangan apa yang bisa mereka lakukan di kotanya masing-masing, sesuai industri yang potensial dikembangkan di masing-masing kota tersebut. 

Dengan melakukan studi ke banyak negara di dunia, akhirnya terpilih lah sembilan orang gubernur dengan proposal yang dinilai paling inovatif dan visioner, bagi upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Jepang.

"Kemudian jadilah Tsukuba, kota riset dan kota energi, Nigata, yang mampu memproduksi diesel melawan GE dan yang hebat-hebat lainnya. Lalu ada juga Nagasaki yang akhirnya dibikin kota pariwisata yang sangat hebat sekali," tutur Darmono.

Karenanya, Darmono menilai bahwa langkah Presiden Jokowi memacu para bupati dan gubernur untuk menciptakan pola serupa sesuai potensi daerahnya masing-masing, merupakan langkah yang dinilai sudah tepat.

Apalagi, lanjut Darmono, jika pihaknya diajak pemerintah untuk ikut mengembangkan ibu kota dan kota-kota baru lainnya nanti, Jababeka akan sangat bersedia melakukannya dengan modal pengalaman lebih dari 30 tahun mengembangkan kota-kota baru di Indonesia.

Harga Tanah di Ibu Kota Baru Diprediksi Melambung

Pernah Tuntut Pemekaran, Kecamatan Sepaku Kini Bakal Jadi Ibu Kota Negara
Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur kini ramai diperbincangkan karena akan menjadi lokasi ibu kota baru. (Liputan6.com/Awaludin Jalil)

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, pemerintah akan sulit membendung kenaikan harga tanah di Kalimantan Timur yang baru-baru ini ditunjuk menjadi ibu kota baru Indonesia.

Hal ini karena, wilayah tersebut pasti akan banyak didatangi oleh pelaku bisnis yang sudah melirik potensi pasar di sana.

"Masalahnya, yang akan pindah bukan hanya PNS kalangan bisnis juga akan pindah. Hotel kan tidak mungkin tidak ada di wilayah itu. Warung-warung makan, segala macam. Itu kan pasti pindah, mereka butuh lahan. Tanah-tanah dilokasi diluar yang sudah ditetapkan pemerintah," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Kenaikan harga tanah juga nanti tidak hanya terjadi di kawasan ibu kota baru tetapi juga wilayah di sekitarnya seperti Samarinda dan Balikpapan. Dua wilayah ini memiliki infrastruktur jauh lebih maju serta fasilitas publik yang memadai.

"Nah misalnya, lokasinya kan di tengah antara Balikpapan dan Samarinda. Jadi orang akan tinggal di Balikpapan dan Samarinda karena fasilitas pendidikan dan sebagainya itu sudah lengkap. Jadi pasti akan banyak yang memilih satu dari keduanya ini. Mereka juga akan pintar, beli tanah di sini," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya