Liputan6.com, Jakarta - Robot tercerdas di dunia, Sophia tiba di Jakarta untuk berinteraksi dalam dialog internasional yang digagas oleh Centre for Strategics International Studies (CSIS). Robot produksi perusahaan asal Hong Kong ini tampil memukau dan telah banyak berdialog dengan para pejabat pemerintah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pun mengaku menyesal lantaran tidak bisa berinteraksi dengan robot tersebut. Saat menjadi pembicara dalam acara Youth Dialogue 2019, Sri Mulyani bahkan menduga para peserta yang hadir lebih ingin melihat robot ketimbang mendengarkan diskusi secara interaktif.
Advertisement
Baca Juga
"Saya sangat menyesal tidak bisa melihatnya, tapi saya yakin banyak dari kalian yang memperoleh kesempatan untuk selfie dengan dia. Saya juga sangat berharap sebenernya mempunyai kesempatan yang sama," kata Sri Mulyanidi Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (17/9).
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berkesempatan mengajak robot Sophia berinteraksi dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta. Dalam perbincangan itu, Rudiantara menguji kapabilitas robot tercerdas di dunia tersebut.
Pada awalnya, Rudiantara iseng bertanya soal hubungan asmara antara robot-manusia. Sophia menjawab itu memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram, meski Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jurus Sri Mulyani Tangkal Dampak Resesi Ekonomi Global
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku telah memiliki sejumlah strategi untuk mengantisipasi adanya potensi resesi ekonomi. Salah satunya dengan cara menerapkan kebijakan fiskal countercylical untuk melawan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Paling penting dari sisi makroekonomi adalah melakukan countercylical policy sesuai kebutuhan. Itu berarti kami melihat apakah APBN kita sehat dan punya space untuk melakukan," kata Sri Mulyani, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (9/9). Â
Sri Mulyani mengatajan sebelum melakukan kebijakan countercylical tersebut pemerintah akan terlebih dahulu melihat dampak kondisi ekonomi global terhadap ekonomi domestik. Khusunya, mengetahui resesi tersebut masuk melalui jalur mana.
Dengan begitu, pemerintah bisa mengetahui apakah dampak tersebut terbatas pada pelemahan ekspor atau merembet sampai pada hal lain.
Sehingga Kementerian Keuangan baru bisa menyusun kebijakan yang diharapkan bisa mengimbangi resesi untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
"Ini perlu untuk kami terus menerus pelajari dan kami waspadai karena di negara mana, bagaimana bentuk resesinya. apakah berkelanjutan atau seperti apa yang terjadi kami akan terus perhatikan," pungkas Sri Mulyani.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com Â
Advertisement