Pasca Gempa, Pasokan Listrik di Ambon Mulai Pulih

PLN terus mempercepat pemulihan di beberapa wilayah yang terdampak gempa Ambon

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Sep 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2019, 10:30 WIB
20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah berupaya memulihkan sistem kelistrikan pasca gempa Ambon dan sekitarnya. Secara bertahap, sistem kelistrikan di daerah yang terdampak gempa tersebut sebagian sudah mulai normal kembali.

General Manager Romantika Dwi Juni Putra mengatakan, saat ini sistem kelistrikan di Ambon sendiri yang masih terus dilakukan pemulihan yakni di daerah Hirnala, Negeri Waai, Batu Dua Pantai, hingga Negeri Liang. Hal ini dikarenakan banyaknya infrastruktur kelistrikan pada jalur tersebut yang mengalami kerusakan, mulai dari trafo hingga tiang.

"Kami membutuhkan waktu untuk dapat memperbaikinya dimana kondisi hari ini Ambon juga diguyur hujan," kata Romantika, di Jakarta, Minggu (28/9/2019).

Sebelumnya pada hari Rabu (26/9/2019), PLN berhasil memulihkan sistem kelistrikan yang sempat terganggu pasca gempa di wilayah Kota Ambon dan sekitarnya. Terdapat dua penyulang yang menyalurkan listrik mengalami gangguan sehingga menyebabkan padam sebesar 16 MW.

Romantika juga menambahkan, pada Jumat (27/9/2019) per 12.30 WIT PLN berhasil memulihkan 100 persen sistem kelistrikan di Kairatu, Seram Bagian Barat yang sebelumnya juga mengalami gangguan akibat gempa serta mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur kelistrikan disana.

“Kami mengirimkan juga tenaga dari Piru dan Masohi untuk membantu percepatan penormalan di Kairatu yang alhamdulillah kini sudah normal kembali, dimana sebelumnya infrastruktur kelistrikan disana juga banyak yang mengalami kerusakan hingga ada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang terbakar," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Percepatan Pemulihan di Haruku

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Percepatan pemulihan kelistrikan juga dilakukan oleh PLN di Haruku. Hingga pukul 15.30 WIT Jumat (27/9/2019), secara bertahap PLN telah memulihkan kembali sistem kelistrikan disana yang kini menyisakan sebagian Desa Kailolo, Desa Kabauw, Desa Rohmoni, Desa Haruku dan Desa Oma dimana terdapat 1 buah Tiang Tegangan Menengah TM yang patah, 1 buah trafo jatuh, 8 buah trafo miring dan 3 buah tiang JTR jatuh.

Di samping itu, PLN juga membantu menyediakan listrik guna penerangan di lokasi-lokasi pengungsian khususnya di Rumah Sakit yang ada di kota Ambon, seperti di RSU Kudamati dan RSU Tulehu.

“Kami terus berupaya untuk segera menormalkan kembali sistem kelistrikan yang terganggu akibat bencana gempa ini. Kami juga memohon dukungan dan doa dari masyarakat agar kami dapat segera menyelesaikan pekerjaan kami guna kembali menerangi daerah-daerah yang terdampak padam," tandasnya.

BNPB: 15 Ribu Warga Masih Mengungsi Akibat Gempa Ambon

Gempa Ambon
Foto: Abdul Karim/ Liputan6.com

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, gempa dengan magnitudo 6,5 di Ambon pada Kamis kemarin telah mengakibatkan 23 orang meninggal dunia dan 15 ribu warga masih mengungsi.

"BPBD Provinsi Maluku mencatat, hingga Kamis (26/9/2019) pukul 21.53 WIT jumlah korban meninggal dunia 23 orang, yang terbanyak di Kabupaten Maluku Tengah yaitu 14 orang dan hingga kini belasan ribu orang masih mengungsi," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Dia lebih lanjut mengatakan, sekitar 15.000 warga masih mengungsi karena rumah mereka rusak dan mengantisipasi gempa susulan yang bisa membahayakan bangunan tempat tinggal.

Selain di Kabupaten Maluku Tengah, korban meninggal juga terdapat di Kota Ambon (enam orang), dan Kabupaten Seram Bagian Barat (tiga orang). BPBD Provinsi Maluku juga melaporkan lebih dari 100 orang luka-luka.

Menurut dia, korban meninggal dan luka-luka disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan karena gempa yang mengguncang. Korban luka-luka terbanyak ada di Kabupaten Maluku Tengah, yaitu lebih dari 100 orang di Desa Liang.

"Di Kota Ambon, lima orang luka dan telah mendapatkan perawatan medis, sedangkan di Kabupaten Seram Bagian Barat satu orang di Desa Waisama juga mengalami luka," tutur Agus seperti dikutip Antara.

Gempa dengan magnitudo 6,5 yang sebelumnya dilaporkan magnitudo 6,8 mengguncang wilayah Maluku pada Kamis pagi atau pukul 06.46 WIB pada kedalaman 10 kilometer di 40 kilometer Timur Laut Ambon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya