Liputan6.com, Jakarta - Menjadi orang kaya memang menyenangkan, namun satu hal buruk yang dilakukan bisa berimbas pada seluruh harta kekayaan yang dimiliki. Seperti yang terjadi pada miliarder bersaudara asal India, Singh, yang ditangkap Kepolisian New Delhi atas dasar tuduhan penipuan dan penyalahgunaan dana senilai hampir USD 337 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.133).
Shivinder Singh bersama dengan Sunil Godhwani, mantan kepala layanan keuangan perusahaan yang pernah dikelola Singh, ditangkap kepolisian sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Minggu (13/10/2019).
Sementara itu, sang kakak, Malvinder Singh juga turut ditangkap tak lama setelah penangkapan sang adik. Miliarder ini meminjam dana dari Religare Finvest Ltd. namun tidak bisa membayar utang tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Perusahaan-perusahaan yang menerima pinjaman mengalami gagal bayar sehingga menyebabkan kerugian sebesar 23,97 miliar rupee atau USD 337 juta," terang Kepolisian New Delhi.
Kakak adik miliarder ini dituduh secara sistematis menyedot dan mengalihkan uang masyarakat umum secara rahasia untuk kepentingan pribadi.
Jatuhnya Salah Satu Klan Bisnis Besar India
Penangkapan ini menjadi salah satu berita besar karena Singh merupakan salah satu dari sekian klan bisnis yang dipandang menonjol di India. Mereka mewarisi kerajaan bisnis keluarga produsen obat-obatan dan jaringan rumah sakit terbesar kedua di India.
Malangnya, tuduhan penipuan dan pencurian tersebut dengan mudahnya langsung menjatuhkan nama baik mereka dan keluarga Singh. Skandal penipuan dan pencurian sering terjadi pada mereka berdua.
Pengadilan Singapura bahkan telah memerintahkan mereka untuk membayar USD 493 juta kepada produsen obat asal Jepang, Daiichi Sankyo Co karena dituduh menyembunyikan informasi penting selama proses penjualan Ranbaxy Laboratories Ltd (perusahaan obat milik Singh).
Tak hanya itu, dalam dua tahun terakhir, regulator pasar saham India menuduh Singh bersaudara melakukan penipuan bisnis jaringan rumah sakit dan jasa keuangan yang mereka bangun.
Advertisement