Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan, perusahaan membutuhkan dukungan pemerintah Kabinet Indonesia Maju, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Maruf Amin.
Dia memastikan, Pertamina akan mendukung program Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, seperti yang sudah dilakukan pada periode sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
‎"Pertamina siap support program program pemerintah seperti yang kita lakukan selama ini," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dia mengaku akan bertemu dengan Menteri ESDM baru, untuk memaparkan program yang telah direncanakan perusahaan.
"Nanti saya akan minta waktu untuk ketemu dengan beliau untuk memaparkan apa saja tantangan ke depan dan support dari pemerintah yang diperlukan," tutur dia.
Nicke mengungkapkan, program yang sedang dijalankan Pertamina di antaranya pembangunan dan peremajaan kilang baru.
Selain itu juga membangun kilang yang menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan.‎
Selain itu juga menambah pengolahan Blok migas, untuk meningkatkan portofolio hulu migas.
"Pembangunan kilang sekarang kan sudah berjalan Balikpapan dan Tuban nanti menyesuaikan yang lain. Juga green refinery sudah mulai di Plaju dan Dumai. Kita juga bangun di empat lokasi lainnya," ‎tandas dia.
Permintaan Bos Medco Energi ke Menteri ESDM Arifin Tasrif‎
Penunjukan Arifin Tasrif‎ sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapat tanggapan sejumlah kalangan. Salah satunya pengusaha sektor energi, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro.
Menurut dia, terpilihnya Arifin yang berasal dari kalangan profesional akan membawa perubahan postif pada sektor migas. Pengalaman Arifin pada industri pengolahan minyak sangat penting dalam memimpin sektor tersebut.
Baca Juga
‎"Pak Arifin ini kan tumbuh di industri petrokimia jadi mungkin sangat penting saat ini bagi sektor ini," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Menurut Hilmi, Arifin harus memperbaiki iklim investasi sektor hulu migas agar menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia. Caranya dengan membuat terobosan dan memberikan kepastian hukum.
"Apakah itu fiskal term-nya kepastian hukumnya dan lain-lain, itu harus dicari terobosan," tutur dia.
Arifin Tasrif juga harus menggalakan penerapan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR), untuk meningkatkan produksi minyak pada sumur tua.
Selain itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang tersebut juga perlu membuat kebijakan agar pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia lebih masif.
"Salah satu karakteristik dari renewable energy ini investasi awalnya tinggi tapi feedstock-nya kan gratis, sinar matahari, angin geothermal, jadi sistem tarifnya harus lebih cerdas, jangan yang konvensional, yang lebih kreatif, misalnya tinggi didepan kedepannya turun-turun. Nah sekarang ini cara-cara seperti itu masih belum digunakan‎," dia menandaskan.
Advertisement