Dukung Ketahanan Pangan, Mentan SYL Bangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian

Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Syahrul Yasin Limpo segera mengoptimalkan peran penyuluh kecamatan, dan dimonitor secara khusus di War Room Kantor Pusat Kementan.

oleh Gilar Ramdhani pada 28 Okt 2019, 11:40 WIB
Diperbarui 30 Okt 2019, 08:13 WIB
Mentan Syahrul Tegaskan Persiapkan War Room Kostra Tani di Kementan
Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Syahrul Yasin Limpo.

Liputan6.com, Gowa Komitmen Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Syahrul Yasin Limpo guna memenuhi kebutuhan pangan 267 juta warga Indonesia, segera diwujudkan dengan mengoptimalkan peran penyuluh kecamatan, dan dimonitor secara khusus di War Room Kantor Pusat Kementan. Menurutnya, penyuluh sebagai ujung tombak dan garda terdepan ketahanan pangan.

Pria akrab dengan sebutan SYL menegaskan membangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani) dalam 100 hari pertama, dan dalam level lapangan, pengendalian dan operasionalnya dipusatkan di kecamatan-kecamatan.

"Balai-balai penyuluhan di tingkat kecamatan akan dilengkapi dengan data dan perangkat digital yang bisa memantau kapan dilakukan panen, proses tanam, dinamika pasar dalam dan luar negeri sampai pergerakan Alsintan,” ujar Syahrul di hadapan kerabat, kolega dan sahabatnya di Rumah Kayu Gowa, Minggu (27/10) seusai mengikuti Car Free Day.

 

Mentan Syahrul Tegaskan Persiapkan War Room Kostra Tani di Kementan
Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Syahrul Yasin Limpo.

Mentan SYL menegaskan program Kostra Tani untuk lebih memperkuat Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan (BPPK) sebagai tempat konsolidasi penyuluh. Dirinya merasa penting mengingat strategisnya peran dan fungsi penyuluh. "penyuluh itu adalah otaknya rakyat, manajemen hatinya rakyat yang selalu mendampingi rakyat. Dan mereka akan menjadi kopassus nya pertanian," tegas SYL.

Kostra Tani diharapkan bukan hanya meningkatkan produksi, namun juga kesejahteraan petani dan rakyat Indonesia. Mentan peraih Bintang Mahaputra Utama bidang pertanian ini, mempunyai harapan besar programnya akan berdampak luas dan cepat bagi kesejahteraan.

"Bila dibandingkan, pendapatan per kapita petani Indonesia masih dikisaran 40 juta. Sedangkan negara Malaysia sudah melebihi 146 juta, bahkan Jepang sudah 380 juta. Kita segera bangkit! Dan hal ini diraih bila kita bekerja dengan baik," tegasnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya