Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, pihaknya akan segera melakukan inventarisir proyek energi baru terbarukan (EBT) yang mangkrak.
Penyisiran ulang mencakup proyek mana saja yang belum dapat pembiayaan, belum memulai konstruksi, dan sebagainya.
"Kita akan inventarisir, kita bahas bersama. Misalnya berapa kapasitas di situ," ujarnya saat ditemui usai pembukaan pameran EBTKE ConEX 2019 di Jakarta International Expo, Rabu (06/11/2019).
Advertisement
Â
Baca Juga
Proyek EBT yang sudah ditandatangani oleh pemerintah harusnya bisa berjalan sesuai dengan rencana dan target. Hal ini berkaitan dengan potensi energi terbarukan milik Indonesia yang tercatat menyentuh angka 400 giga watt.
Namun ternyata, hingga saat ini baurannya masih 8 persen saja, atau sekitar 32 giga watt. Arifin juga menyatakan, angka ini kecil dan perlu didorong dengan pengembangan program-program berbasis EBT.
Bahkan, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menganjurkan agar Menteri ESDM memiliki wakil menteri yang khusus mengurus energi terbarukan ini.
Sepanjang tahun 2019, ada 70 penandatanganan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) EBT antara PT PLN (Persero) dengan kontraktor swasta (independent power producer/IPP). Namun 19 diantaranya berpotensi mangkrak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita Arifin Tasrif jadi Menteri, Diminta Pulang Jokowi Seminggu Lalu
Arifin Tasrif telah resmi menjabat sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pemerintahan periode kedua Presiden Joko‎ Widodo (Jokowi). Sebelumnya dia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
Arifin mengaku diminta untuk pulang ke Jakarta dan baru dikabari akan menduduki jabatan di Kabinet Indonesia Maju pada pekan lalu. Namun, dia belum mengetahui tugas apa yang akan diembannya.
"Saya menerima tugas ini kurang lebih seminggu lalu, disuruh pulang ke Jakarta," kata ‎Arifin saat memberikan sambutan serah terima jabatan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (21/10/2019).
Arifinpun mengaku, baru tadi malam bertemu Presiden Jokowi untuk menerima amanat memimpin Kementerian ESDM. Kemudian Rabu pagi baru mener‎ima nomenklatur Surat Keputusan penugasan sebagai Menteri ESDM.
"Tadi malam baru tau, tadi pagi turun nomenklatur," tuturnya.
Sebelum menjabat Menteri ESDM, Arifin ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Arifin dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang pada 13 Maret 2017 lalu. Pengangkatannya berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 32 P Tahun 2016 dan Nomor 35 P Tahun 2017 tentang Pengangkatan Duta Besar RI, ditetapkan pada 10 Maret 2017.Â
Advertisement