Liputan6.com, Jakarta - Islam memberikan penghargaan yang luar biasa kepada perempuan dalam setiap tahap kehidupannya. Bahkan ketika sedang dalam kondisi tidak dapat melaksanakan ibadah atau amalan tertentu seperti sholat dan membaca Al-Qur'an, pahala tetap mengalir kepada mereka yang ikhlas dan konsisten dalam beramal.
Hal ini menunjukkan betapa adilnya Allah SWT dalam memberikan ganjaran kepada hamba-Nya.
Advertisement
Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, menyampaikan pandangannya terkait hal ini dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @pelajaridofficial. UAH menegaskan bahwa perempuan haid tidak perlu merasa kehilangan pahala ibadahnya.
Advertisement
Dalam ceramahnya, UAH berkata, “Biasa dalam masa sucinya baca Quran, puasa, sholat sunnah, tiba-tiba muncul masa haidnya. Begitu masa haid itu tiba, nggak baca Qur'an, nggak sholat, itu pahala bacaan Quran dan sholat sunnah serta yang lainnya diberikan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun.”
Pernyataan ini memberikan semangat bagi muslimah untuk tetap menjaga amal sholeh di masa-masa suci mereka. UAH menekankan pentingnya memanfaatkan waktu ketika dalam keadaan suci dengan memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur'an, sholat sunnah, dan amal saleh lainnya.
“Maka dari itu, kalau sedang masa suci, perbanyak amal sholeh, perbanyak,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan tetap tercatat, bahkan ketika seseorang sedang tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk melakukannya.
Saat haid, perempuan tidak diperbolehkan melaksanakan beberapa ibadah tertentu seperti membaca Al-Qur'an secara langsung. Larangan ini berdasarkan pada pendapat mayoritas ulama yang merujuk pada hadis-hadis Rasulullah SAW.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Haid Jangan jadi Beban Tetap Beribadah
Namun, ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hal ini. Sebagian ulama membolehkan perempuan membaca Al-Qur'an dalam bentuk dzikir atau tafsir, asalkan tidak melibatkan kontak langsung dengan mushaf Al-Qur'an.
Bagi perempuan yang sedang haid, masih banyak amalan lain yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir, doa, sedekah, dan memperbanyak istighfar adalah beberapa di antaranya.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa perempuan tidak perlu merasa terbebani dengan keadaan haid. Sebaliknya, masa ini adalah waktu untuk memfokuskan diri pada ibadah lain yang tidak kalah pentingnya.
“Ketika masa haid tiba, pahala tetap mengalir bagi siapa saja yang telah membiasakan amal saleh di masa sucinya. Allah Maha Adil dalam menilai setiap amalan,” tambah UAH.
Pesan ini memberikan ketenangan bagi perempuan Muslim yang sering merasa khawatir kehilangan pahala selama masa haid. Keyakinan bahwa pahala ibadah tetap tercatat tanpa pengurangan menjadi penghibur yang luar biasa.
Meskipun ada batasan tertentu selama masa haid, perempuan tetap memiliki banyak peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya adalah dengan memperbanyak doa dan memperkuat hubungan dengan keluarga serta lingkungan sekitar.
UAH juga menyebutkan bahwa Islam selalu memberikan kemudahan bagi umatnya, termasuk bagi perempuan. “Setiap keadaan memiliki hikmah tersendiri, dan masa haid bukanlah hambatan untuk meraih pahala,” jelas UAH.
Advertisement
Beruntungnya Menjadi Perempuan Islam
Dalam konteks ini, UAH mengajak perempuan Muslim untuk tidak merasa rendah diri atau terbatas hanya karena kondisi fisik. Sebaliknya, masa haid harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan.
Ceramah ini mengingatkan bahwa pahala bukan hanya tentang kuantitas ibadah yang dilakukan, tetapi juga kualitas niat dan usaha dalam menjalankannya. Bahkan ketika tidak dapat melaksanakan ibadah tertentu, Allah SWT tetap memberikan pahala bagi mereka yang ikhlas.
Pesan ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang selalu mengutamakan keadilan dan rahmat bagi seluruh umat manusia, tanpa terkecuali. Islam memandang perempuan dengan penuh kehormatan, termasuk dalam masa-masa yang dianggap kurang produktif secara ibadah.
Sebagai agama yang penuh kasih sayang, Islam tidak pernah memberatkan umatnya. UAH menekankan bahwa Allah SWT selalu memberikan jalan bagi mereka yang berusaha untuk tetap taat, bahkan dalam keterbatasan.
Dalam ceramah tersebut, UAH memberikan semangat kepada perempuan Muslim untuk tetap bersemangat dalam beribadah di masa-masa suci mereka. “Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya, karena setiap amal akan tercatat,” pungkasnya.
Ceramah ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang betapa istimewanya posisi perempuan dalam Islam. Bahkan dalam keadaan haid, kesempatan untuk mendapatkan pahala tidak pernah tertutup.
Perempuan Muslim diajak untuk selalu bersyukur atas kemudahan yang diberikan Allah SWT dalam setiap kondisi. Dengan demikian, masa haid tidak lagi dipandang sebagai hambatan, melainkan sebagai peluang untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.
Melalui ceramah ini, UAH mengingatkan bahwa setiap amal, sekecil apa pun, akan dihargai oleh Allah SWT. Semoga pesan ini menjadi motivasi bagi setiap perempuan Muslim untuk terus istiqamah dalam beribadah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul