Harga Emas Anjlok ke Level Terendah dalam 3 Bulan Terakhir

Harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.453,70 per ounce.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 07:30 WIB
Ilustrasi koin emas
Ilustrasi koin emas (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan terakhir.

Hal ini dipicu meningkatnya selera untuk aset berisiko, sementara Presiden AS Donald Trump gagal memberikan informasi tentang kesepakatan perdagangan dengan China dalam pidatonya.

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.453,70 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 5 Agustus sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen pada USD 1,453.70 per ounce.

"Masalah untuk harga emas saat ini adalah imbal hasil (Treasury) telah meningkat, probabilitas bahwa Federal Reserve akan mengetatkan (kebijakan moneter) telah turun dan pasar ekuitas telah kembali dengan sangat baik," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

"Setiap pengurangan perilaku agresif di sektor perdagangan akan mendorong investor menjauh dari emas," lanjut dia.

Saham dunia dan imbal hasil obligasi pemerintah naik tipis, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq naik ke rekor tertinggi.

Sementara itu, pasar sedang mencari jaminan pada perjanjian perdagangan China-AS dan untuk setiap keterlambatan dalam keputusan tentang tarif mobil Eropa.

"Ada optimisme yang dijaga (di pasar) dan kami memiliki gagasan bahwa akan ada beberapa kesepakatan yang dilakukan, mungkin tidak selengkap yang diperdebatkan oleh kedua belah pihak," tambah Melek.

Namun, Trump sekali lagi membidik The Fed untuk kebijakan suku bunganya, dalam pidato yang sangat dinanti-nantikan yang tidak memberikan perincian baru tentang perang dagang jangka panjang pemerintahannya dengan Cina.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Instrumen Investasi yang Aman

Temuan emas (1)
Ilustrasi emas batangan. (Sumber Twitter/@allthingsbus)

Emas sendiri dianggap sebagai instrumen investasi yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik. Emas telah meningkat sekitar 13 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran mengenai resolusi perdagangan AS-China dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral global.

"Bullish logam mulia mencoba menstabilkan pasar mereka setelah tekanan jual yang kuat baru-baru ini telah mendorong harga ke posisi terendah tiga bulan," ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan dalam sebuah catatan.

Sementara logam mulia lainnya, paladium naik 0,8 persen menjadi USD 1,700.60 per ounce, setelah menyentuh level terendah satu bulan di sesi sebelumnya.

Harga perak turun 0,7 persen menjadi USD 16,74 per ounce, dan platinum turun 0,8 persen menjadi USD 868,86, setelah menyentuh level terendah sejak 28 Agustus di awal sesi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya