Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pihaknya akan menjaga stabilitas harga pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan memastikan kecukupan pasokan.
 Menurut dia, ada sejumlah bahan pokok yang diwaspadai bakal mengalami kenaikan harga. Bahan-bahan pokok tersebut seperti beras daging, gula, dan minyak goreng.
"Ayam ras cabai, bawang putih. Jadi kita harus stabilkan kebutuhan bahan pokok yang biasa digunakan untuk hari besar keagamaan," kata Agus, ketika ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (13/11).
Advertisement
Â
Baca Juga
Hasil pantauan Kemendag, komoditas bawang merah sudah mengalami kenaikan harga. Kemarau panjang yang berbuntut pada kekurangan pasokan menjadi penyebabnya.
"Maka kita waspadai, makanya gunanya untuk penetrasi pasar, kondisi iklim suasana di pasar supaya juga pasokan cukup atau tidak. Apakah nanti ada kenaikan permintaan, bisa kita antisipasi terutama dengan bekerja sama dengan Pemerintah daerah dan pelaku pasar di sana," ujar dia.
Kemendag pun akan mengirimkan tim pemantau ke pasar-pasar. Dengan demikian kondisi pasokan bahan pokok dapat terpantau. Â
"Jadi semua ini kan pasokan kita masih ada kecukupan memang nanti kita antisipasi dengan perubahan iklim. Untuk sementara ini kita masih lihat masih ada kecukupan," tandasnya.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Di Awal Kerja, Mendag Agus akan Evaluasi Perjanjian Perdagangan
Seminggu usai dilantik, [Menteri Perdagangan]( 4096868 "") (Mendag) Agus Suparmanto, sibuk melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Serta mengevaluasi perjanjian perdagangan yang menghambat ekspor Indonesia.
"(Seminggu jadi menteri?) Kita melakukan konsolidasi ke dalam supaya Kemendag bersinergi dengan kementerian lain," ujar Agus saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Â
Agus mengatakan, perbaikan harus ada agar ekspor Indonesia bisa melejit. Beberapa perjanjian akan dipangkas termasuk perjanjian perdagangan internasional sawit.
"Perbaikan harus ada, kita akan mengevaluasi dan menginventarisir mana perjanjian-perjanjian yang tidak menguntungkan ekspor sehingga akan kita revisi dan evaluasi, terutama perjanjian perdagangan internasional sawit," jelas dia.
"Sawit sangat potensial, tetapi sangat diskriminatif. Di sinilah gunanya untuk negosiasi kesempatan ke depan, terutama dalam acara roadshow dan trade show," sambung dia.
Dia menambahkan, Kementerian Perdagangan tidak bekerja sendiri dalam mendongkrak ekspor. Pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Luar negeri agar semakin banyak pasar ekspor yang dapat dikuasai Indonesia.
"Perjanjian kita lihat dari waktu ke waktu, kita lihat negosiasinya. Kemenlu berdiplomasi dengan negara luar. Kita tidak sendirian sesuai arahan presiden, ini kerja tim. Dengan kementerian terkait kita akan bekerja tim," tandas Mendag.
Advertisement