Ingin Jadi Miliarder Sebelum 30 Tahun? Ini Caranya

Alex Sanchez yang berhasil menjadi miliarder sebelum berusia 30 tahun, yakni diusia 24 tahun.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Nov 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi Miliarder
Kebiasaan makan miliarder ternyata memengaruhi kesuksesan kerja. (Ilustrasi: The Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta - Alex Sanchez yang berhasil menjadi miliarder sebelum berusia 30 tahun, yakni diusia 24 tahun. Ia berprofesi sebagai jasa memasang kabel listrik di wilayah Chicago. Ia mampu berpenghasilan bersih sebesar USD 230.000 atau Rp 3,2 miliar (USD 1= Rp 14,098) dalam setahun.

Ia rajin menabung sekitar USD 7.000 atau Rp 98 juta per bulan, kemudian ia juga berinvestasi di akun broker. Saat menginjak usia 20 tahun, ia tidak paham cara mengatur keuangan.

Namun, berbeda setelah ia menonton video di YouTube, dan ia pun membaca buku tentang keuangan, seperti buku “Rich Dad, Poor Dad” karya Robert Kiyosaki dan “The Millionaire Real Estate Investor” karya Jay Papasan.

Kemudian, dia menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dan yang lainnya dalam kehidupannya. Akhirnya, ia mampu menerapkan hal itu. Berkat usahanya itu, ia bisa mengatur sendiri keuangannya dan berkeinginan membantu orangtua setelah memasuki masa pensiun.

“Saya harus memberikan kembali kepada orang tua saya, karena mereka datang ke sini sebagai imigran untuk memberi kita, anak-anak mereka, kehidupan yang lebih baik, saya tahu semua pengorbanan dan rasa sakit yang mereka alami, dan saya akan menekankan bahwa adalah tugas saya untuk memberikan kembali kepada mereka," kata Sanchez, saat wawancara dengan CNBC Make It.

Kini, ia berencana untuk mengumpulkan kekayaan hingga USD 1 juta atau Rp dalam enam tahun ke depan. Jadi, Anda ingin tahu, bagaimana cara Sanchez bisa mengumpulkan uang layaknya miliarder, seperti dilansir dari CNBN (15/10/2019) inilah caranya:

Kerja Lembur

Sebagai jasa memasang kabel listrik, Sanchez digaji sebesar USD 120.656 atau Rp 14 miliar dalam setahun. Ia pun melakukan banyak lembur dan bonus tahunan. Ia bekerja rutin 60 jam seminggu, ia hanya libur satu hari saja.

Sebelumnya, ia tidak menyangka akan mencintai pekerjaannya.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan melakukan ini, tetapi saya jatuh cinta padanya, Saya menikmati bekerja di luar ruangan, dan tidak ada perasaan yang lebih baik daripada menyalakan lampu ketika semua orang mengandalkan Anda." kata Sanchez.

Meningkatkan Investasi

Saat ini ia memiliki tiga properti sewaan, sekitar USD 1.600 atau Rp 22 juta per bulan. Ia berharap, pada usia 30 tahun bisa memiliki 20 properti.

"Saya tidak ingin harus lembur, dan saya tidak harus melewatkan pesta ulang tahun anak-anak saya atau acara-acara khusus di masa depan, Aku melakukan semuanya untuk pendapatan pasif sehingga aku bisa perlahan-lahan membeli kebebasanku kembali." katanya.

 

Berkorban

Kini ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya, dan adik lelakinya. Sanchez berhasil membayar lunas rumah, dan membayar kebutuhan rumah lainnya. Ia pun memiliki kekasih, dan berencana untuk menikahinya di masa depan.

Setiap hari, dia membawa bekal makan ke tempat kerja, yang bertujuan untuk menghemat uang makan, daripada membeli makan di restoran. Secara keseluruhan, ia menghabiskan sekitar USD 400 atau Rp 5 juta per bulan untuk belanjaan dan makan di luar, jauh di bawah rata-rata pengeluaran orang Chicago yang sebesar, USD 680 atau Rp 9 juta per bulan.

Tentunya, Sanchez tidak berencana hidup seperti itu selamanya. Tujuannya menghemat pengeluaran, agar di masa depan ia mampu membeli rumah sendiri, dan berkeluarga.

“Saya ingin bisa membantu orang, dan bisa memberi kembali, terutama kepada orang tua saya,” pungkas Sanchez.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya