19 Investor Asing Minat Kembangkan Bandara Kualanamu

Saat ini kapasitas terminal penumpang di Bandara Kualanamu mencapai 8 juta penumpang per tahun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Des 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 20:30 WIB
Bandara  Internasional Kualanamu
Foto: Reza Perdana/ Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) semakin mematangkan rencana percepatan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, melalui skema kemitraan strategis (strategic partnership).

Melalui skema tersebut, nantinya PT Angkasa Pura II dan mitra investor strategis akan bergabung di dalam joint venture company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Kualanamu.

Konsep yang dikembangkan dalam kerja sama strategis ini dikenal dengan 3E yaitu Expansion the traffic, Expertise sharing dan Equity partnership. Tujuan utama dari program kemitraan strategis ini adalah menjadikan Bandara Internasional Kualanamu sebagai International Hub di kawasan barat Indonesia dan sekaligus pengembangan Aero City di kawasan bandara.

Seperti diketahui, Bandara Internasional Kualanamu sendiri di 2018 yang lalu sudah memiliki 10,5 juta pergerakan penumpang dalam setahun.

Saat ini terdapat 19 korporasi yang telah menyatakan minat untuk bisa menjadi mitra investor strategis, yaitu berasal dari negara di kawasan ASEAN, Eropa, dan Asia Timur.

Direktur Transformasi dan Portfolio Strategis PT Angkasa Pura II Armand Hermawan mengatakan selanjutnya PT Angkasa Pura II akan menerbitkan dokumen Request for Proposal (RfP) kepada korporasi-korporasi yang berminat itu.

“Dokumen RfP akan diterbitkan kepada calon investor pada akhir Januari 2020. Di dalam RfP tersebut terdapat struktur transaksi kerja sama yang akan dijalankan oleh PT Angkasa Pura II dan mitra strategis," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

“Struktur transaksi kerja sama tersebut tentunya dengan selalu mengacu kepada regulasi, aspirasi pemerintah selaku pemegang saham, serta perkembangan di industri transportasi udara nasional,” ujar Armand Hermawan.

Lebih lanjut, Armand Hermawan mengatakan seluruh proses pemilihan mitra investor strategis ini ditargetkan tuntas pada pertengahan tahun dan pada Juli 2020 diharapkan sudah dilakukan penandatanganan kerja sama.

“Yang jelas mitra investor strategis harus memilki kemampuan dan pengalaman global di sektor kebandarudaraan, termasuk aspek operasional dan bisnis, mampu menaikkan traffic penumpang dan penerbangan, serta secara finansial bisa memberikaan pendanaan dalam jangka waktu panjang,” ungkap Armand Hermawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kapasitas Bandara

Bandara Kualanamu/Reza Efendi
saat ini ada 5 penerbangan dari Bandara Kualanamu ke bandara-bandara lain di Pulau Sumatera terpaksa dibatalkan akibat pendeknya jarak pandang.

Saat ini kapasitas terminal penumpang di Kualanamu adalah 8 juta penumpang per tahun, di mana perkembangan selanjutnya, kapasitas terminal penumpang ditargetkan akan dapat menampung pergerakan penumpang mencapai 17 juta penumpang di tahun 2024.

Melalui strategic partnership maka pengembangan Kualanamu dapat dipercepat sehingga mampu mengakomodir pertumbuhan industri.

Adapun dengan strategic partnership ini Kawasan Bandara Internasional Kualanamu akan dikembangkan menjadi Aerocity, serta hub untuk penumpang dan kargo di wilayah Barat Indonesia, dengan nilai investasi indikatif senilai US$500 juta.

Nantinya, terminal penumpang pesawat di Kualanamu juga dikembangkan hingga berkapasitas 22 juta penumpang per tahun di tahun 2030. Area pergudangan kargo juga diperluas dari 13.000 meter persegi menjadi 27.318 meter persegi.

Pengembangan Bandara Internasional Kualanamu difokuskan pada peningkatan konektivitas internasional khususnya di kawasan ASEAN, Asia Selatan, Cina dan Timur Tengah, selain tentunya juga memperkuat konektivitas domestik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya