B30 Mulai Disalurkan, Rupiah Menguat 13.977 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat usai perayaan Natal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Des 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 11:45 WIB
Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat usai perayaan Natal. Penguatan ini salah satunya karena pasar melihat komitmen pemerintah Indonesia dalam pengurangan impor BBM melalui penerapan B30.

Mengutip Bloomberg, Kamis (26/12/2019), rupiah dibuka di angka 13.977 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.979 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.971 per dolar AS hingga 13.978 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat ke 2,8 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.982 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan rupiah pada 23 Desember 2019 yang ada di angka 14.978 per dolar AS.

"Dalam perdagangan hari ini, rupiah akan menguat karena dukungan eksternal dan internal yang begitu kuat sehingga di akhir tahun ini mata uang garuda akan ditutup dibawah 14.000. Ini capaian yang luar biasa bagi pemerintah saat ini," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sentimen Eksternal

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Dari eksternal, pasar optimistis hubungan AS-China kembali harmonis setelah kedua negara mencapai kesepakatan damai dagang fase I yang sepertinya akan diteken pada awal bulan depan.

Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk AS dan mengurangi hambatan impor. Ini dilakukan untuk menurunkan defisit perdagangan AS dengan China, yang menjadi perhatian utama Trump.

China serius dengan komitmen tersebut. Pada pertengahan bulan ini, Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengungkapkan China setuju menambah pembelian hasil pertanian AS senilai 32 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan.

Namun China telah meningkatkan kritik bahwa AS mengganggu di Hong Kong, Taiwan dan hal-hal lain yang dianggapnya internal.

 

Sentimen Internal

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari internal, Ibrahim menilai reformasi di bidang birokrasi, keuangan dan lainnya yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia membuahkan hasil yang manis di akhir tahun ini.

"Ini semua berkat kerjasama yang apik dengan pelaku bisnis dan yang terpenting kondisi politik dalam negeri yang stabil," ujar Ibrahim.

Pemerintah juga berfokus terhadap pengurangan impor migas sebesar 50 persen melalui implementasi B20 dan B30, dan tahun depan akan di luncurkan B100 sehingga Indonesia bisa mengekspor biodiesel.

"Sehingga akan berdampak terhadap CAD yang akan terus membaik di tahun depan," kata Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.935 per dolar AS hingga Rp13.990 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya