Antisipasi Banjir Lanjutan, Menteri Basuki Perbaiki Semua Pompa Air yang Rusak

BNPB juga tengah melakukan survei penyebab banjir di beberapa daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jan 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2020, 13:00 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan penanganan di lokasi banjir.(Foto: Kementerian PUPR)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan penanganan di lokasi banjir.(Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengaku sudah memiliki langkah antisipasi agar banjir tidak kembali terjadi lagi. Mengingat berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan tinggi diperkirakan masih terjadi beberapa hari ke depan.

Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan menyediakan serta memperbaiki seluruh pompa-pompa air yang rusak. Upaya itu dilakukan untuk membantu apabila terjadi genangan air kembali di beberapa titik.

"Senin akan kita kerjakan, karena ngejar tanggal 11 yang katanya mau jadi (puncak), 11-12-13-14-15 kan, itu kita akan persiapan di situ," katanya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Di samping itu, Kementerian PUPR juga tengah menerjunkan sebanyak 280 pegawai untuk menuju 180 titik banjir berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB juga tengah melakukan survei penyebab banjir di beberapa daerah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Potensi Hujan Lebat

mobil terseret arus banjir
foto: Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi hujan lebat awal tahun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (JaBoDeTaBek) masih akan berlangsung. Hujan diperkirakan bakal mengguyur wilayah tersebut hingga tujuh hari ke depan.

"Potensi hujan lebat 2-7 Januari di Jabodetabek," kata Dwikorita, Jakarta, pada Kamis 2 Desember 2019.

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat yang terdampak banjir waspada terhadap potensi banjir dan longsor serta angin kencang.

"Prakiraan cuaca yang terjadi di Jabodetabek rata-rata diawali pada pagi hari berawan, siang hingga malam hujan," ujarnya.

Meski sudah diprediksi oleh BMKG terkait cuaca selama tujuh hari ke depan. Namun, sewaktu-waktu cuaca bisa dapat berubah.

"Cuaca dapat sewaktu-waktu berubah karena anomali cuaca," jelanya.

Menurutnya aliran udara basah dari Timur Afrika diperkirakan menuju wilayah Indonesia dan dapat mengakibatkan potensi hujan ekstrem pada tanggal 10-15 Januari.

Selanjutnya, pergerakan aliran udara basah juga masih akan berlanjut pada Januari akhir hingga pertengahan Februari 2020.

"Aliran udara basah masuk ke Indonesia diperkirakan pada tanggal 10-15 Februari 2020 dan siklus berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020," ungkap Dwikorita.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya