Rupiah Menguat karena Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat

Penguatan rupiah menunjukkan sikap positif antara kebijakan pemerintah dan kebijakan Bank Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 17:45 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar hari ini menunjukkan penguatan ke angka 13.772 per dolar AS dari sebelumnya 13.854 per dolar AS. Kenaikan 82 poin ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat baik. 

"Kita perkirakan 5,1 (persen) sampai 5,5 (persen)," kata Perry di Komplek Bank Indonesia, Jakarta (10/1/2020).

Perry juga menyebut fundamental ekonomi terlihat dari inflasi Indonesia yang rendah di kisaran dan sasaran 3 persen plus minum satu. Fundamental ekonomi juga terlihat dari cadangan devisa yang masih tinggi.

"Kami pandang penguatan Rupiah ini konsisten dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang memang membaik," papar Perry.

Penguatan Rupiah juga berlangsung konsisten dengan mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Suplai dan pasokan dari valas lebih besar dari permintaan.

Perry memastikan penguatan Rupiah ini juga menunjukkan sikap positif antara kebijakan pemerintah dan kebijakan Bank Indonesia. "Komitmen kami menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar," katanya.

Hal ini dibuktikan sejak tahun 2018 dan 2019 rupiah bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar. Untuk itu Bank Indonesia akan terus mengawal rupiah agar sejalan dengan fundamental sejalan dengan mekanisme pasar.

Reporter : Anisyah Al Faqir

Sumber : Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Menguat Usai Tensi Geopolitik AS dan Iran Mereda

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini. Penguatan ini setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/1/2020), rupiah dibuka di angka 13.854 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Menjelang siang, rupiah menguat ke 13.757 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.757 per dolar AS hingga 13.854 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,44 persen. 

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.812 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.860 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat masih menguat setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menjelaskan, meredanya ketegangan Timur Tengah untuk saat ini menjadi pendorong pelaku pasar kembali ke aset berisiko termasuk rupiah.

"Optimisme soal hubungan dagang AS- China setelah China mengonfirmasi jadwal penandatanganan kesepakatan dagang fase satu tanggal 15 Januari ini, membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah," ujar Ariston dikutip dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya