Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan mengurangi pengoperasian Pembngkit Listrik Tenga Diesel (PLTD) untuk memangkas impor minyak. Dengan begitu dapat memperbaiki defisit neraca perdagangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, negara mengeluarkan Rp 300 triliun setiap tahunnya untuk mengimpor minyak. Setelah diterapkan program campuran 30 persen biodiesel dengan solar (B30) maka impor minyak dapat dihemat sebesar Rp50 triliun.
"Produksi minyak cenderung menurun. Akibatnya, impor produk Rp 300 triliun dengan B30 turun jadi Rp 250 triliun," kata Darmawan, di Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Advertisement
Menurut Darmawan, jika impor minyak oleh PLN bisa lebih dikurangi, maka akan mendorong ‎pertumbuhan ekonomi. Sebab uang yang dialokasikan untuk membeli minyak impor menjadi lebih sedikit.
"Kalau masalah ini selesai pertumbuhan ekonomi kita bukan lagi 5 persen tetapi 7 persen. Foreign base energy jadi national base energy,‎" tuturny.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Konversi ke BBG
Dia mengungkapkan, salah satu potensi mengurangi konsumsi BBM adalah di sektor kelistrikan. Saat ini PLN masih mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 2,6 juta Kilo Liter (KL) sebagai bahan bakar PLTD.
Perusahaan tersebut pun berkomitmen mengurangi konsumsi BBM guna menekan impor minyak. Caranya, dengan mengubah konsumsi BBM 52 PLTD menjadi Bahan Bakar Gas (BBG).
Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri ESDM No.13 Tahun 2020, tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG, serta Konversi Penggunaan BBM dengan LNG Dalam Penyediaan Tenaga Listrik.
"Kita mengubah BBM yang diimpor ini. Untuk itu Kementerian ESDM mengelurkan strategi cukup cerdas, mengubah 52 PLTD dengan gas," tuturnya.
‎
Advertisement
Jauh Lebih Murah
Darmawan menuturkan, harga gas jauh lebih murah meski ada proses gasifikasi untuk PLTD di wilayah terpencil, 1 Million British Thermal Unit (MMbtu) minyak senilai dengan USD19. Sementara, dengan volume yang sama, 1 MMbtu gas senilai USD 6 sampai USD7.
Saat ini PLN sedang memperhitungkan penggantian bahan bakar PLTD dari BBM ke BBG."Ini sedang kita hitung Pak Dirut memberi tugas bagaimana diklaborasikan, dilaksanakan sesuai target dua tahun," tandasnya.