Pencetak Miliarder Terbanyak di Dunia, Ini Dia 5 Orang Terkaya Asal China

Jumlah miliarder global mencapai rekor tertingginya 2.816 orang di tahun ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Feb 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 21:00 WIB
Kota Terlarang di Beijing
Seorang anak laki-laki mengambil foto di luar Kota Terlarang yang ditutup di Beijing. (GREG BAKER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Wabah Virus Corona dan perang dagang yang tak berkesudahan ternyata tak menyurutkan China mencetak lebih banyak orang terkaya dunia bersama Amerika Serikat (AS). China tercatat memiliki 799 miliarder pada 2019, melebihi Amerika Serikat dan India bila disatukan.

Ini terkuak dari Daftar Global Rich List 2020 yang dirilis dari Lembaga Penelitian Hurun, yang berbasis di Shanghai. Lembaga ini mengukur kekayaan sekitar 2.816 miliarder dari 72 negara dan wilayah.

"China saat ini memiliki lebih banyak miliarder daripada AS dan India," kata Kepala Hurun Report Rupert Hoogewerf, seperti mengutip laman Hurun dan Asiatimes.com, Kamis (27/2/2020).

Dia menambahkan kenaikan sektor teknologi dan pasar saham di China, AS dan India mendorong jumlah miliarder global mencapai rekor tertingginya 2.816 orang.

Pada 2019, China juga mampu mencetak 182 miliarder baru, tiga kali lipat jumlah di AS. Bahkan, kekayaan gabungan orang terkaya China sebesar USD 2,6 triliun, setara dengan 3 persen dari PDB global. 

Pendiri Alibaba Jack Ma, yang pensiun pada September tahun lalu, ternyata masih mempertahankan gelar sebagai orang terkaya di China. Sementara di dunia, menduduki posisi orang terkaya ke-21 di dunia, dengan kekayaan bersih USD 45 miliar tahun lalu.

Posisi di belakang Ma, Pony Ma Tencent dengan kekayaan bersih USD 44 miliar dan Xu Jiayin dari pengembang properti Evergrande dengan harta USD 33 miliar.

Kemudian Li Ka-shing di posisi keempat dengan kekayaan USD 28 miliar, Lee Shau Kee pada posisi kelima dengan kekayaan USD 27 miliar.

Real estat dan manufaktur menjadi sektor yang paling banyak menghasilkan orang kaya. Sementara untuk kota, orang terkaya China paling banyak berasal dari Beijing.

 

Hartono Bersaudara Masuk Daftar 100 Orang Terkaya Dunia versi Hurun

Djarum Foundation Beri Apresiasi Kepada Tim Senior Bridge Indonesia
Perwakilan Djarum Foundation, Budi Hartono (kanan) bersiap menyerahkan penghargaan kepada Bert T Polii (kiri) di Jakarta, Rabu (24/6/2015). Tim Bridge Indonesia berhasil menjuarai APBF Championship 2015 di Bangkok. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Lembaga penelitian Hurun kembali mengeluarkan daftar orang terkaya dunia. Terkuak, dua bersaudara yakni R Budi Hartono dan Michael Hartono menjadi pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar 100 orang terkaya dunia di 2020, versi Hurun.

R Budi Hartono berada pada peringkat 60 dengan nilai kekayaan bersih mencapai USD 18 miliar (setara Rp 246,6 triliun). Dengan bisnis inti dari sektor keuangan, yakni Bank Central Asia (BCA).

Sementara Michael Hartono berada di posisi 68, dengan nilai kekayaan USD 17 miliar (Rp 232,9 triliun. Sumber kekayaan masih sama yakni Bank Central Asia.

Menurut daftar Hurun, tahun ini dunia kedatangan tambahan 346 miliarder baru sehingga totalnya menjadi 2.816 miliarder, dari 71 negara.

Jeff Bezos menempati posisi jawara sebagai orang terkaya dunia. Dengan nilai kekayaan mencapai USD 140 miliar (Rp 1.918 triliun).

Diikuti Bernard Arnault dengan nilai kekayaan USD 107 miliar (Rp 1.465 triliun) dan Bill Gates di posisi ketiga dengan kekayaan USD 106 miliar (Rp 1.452 triliun).

China dan Amerika Serikat (AS) masih memimpin sebagai negara yang memiliki jumlah miliarder terbanyak dibandingkan yang lain. Masing-masing jumlahnya sebanyak 799 dan 626 orang.

“Sebuah ledakan dalam sektor teknologi dan pasar saham di AS, India dan China mendorong para miliarder untuk mencapai rekor tertinggi. AS memiliki jumlah rekor 626 miliarder. China, meskipun mengalami perang dagang, menambahkan 182 wajah baru miliarder menjadi 799 miliarder, tiga kali lipat jumlah di AS, memperluas kesenjangan dengan AS,” ujar Ketua dan Kepala Peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf seperti mengutip laman Hurun.net, Kamis (27/2/2020).

Dia menuturkan jika ini merupakan tahun yang baik untuk pasar saham secara umum. Nasdaq memimpin dengan kenaikan 26 persen, sementara pasar saham India dan Cina naik masing-masing 15 persen dan 14 persen.

Dolar AS melanjutkan penguatan, meskipun tipis hanya 3 persen terhadap Yuan China dan Euro, dan 1 persen terhadap Rupee India. "Rubel Rusia naik 7 persen terhadap dolar, membalikkan tren depresiasi selama dua tahun terakhir, ” jelas Hoogewerf.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya