Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Amerika Serikat (AS) anjlok hampir 25 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa kilang penyimpanan di seluruh dunia bakal terisi penuh karena pelemahan permintaan akibat virus Corona.
Mengutip CNBC, Selasa (28/4/2020), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 24,56 persen, atau USD 4,16 menjadi menetap di USD 12,78 per barel. Harga minyak ini sempat menyentuh angka USD 11,88 per barel pada perdagangan Senin.
Sedangkan harga minyak yang menjadi patokan internasional yaitu Brent turun 6,76 persen menjadi menetap di USS 19,99 per barel.
Advertisement
Untuk harga minyak WTI untuk pengiriman Juli turun lebih dari 14 persen menjadi USD 18,18 per barel. Sementara kontrak Agustus turun lebih dari 9 persen persen menjadi USD 21,50 per barel.
"Pelaku pasar tahu bahwa masalah penyimpanan tetap ada dan berada pada jalur hitungan mencapai puncak keterisian maksimal dalam beberapa minggu ke depan," kata analis Rystad Energy Bjornar Tonhaugen.
“Perlu adanya tindakan sekarang karena masalah ini tidak bisa berhenti begitu saja. Tingkat keterisian kilang penyimpanan minyakterus berdetak dan dalam hitungan mundur kami akan mendekati akhir jika tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil," tambah dia.
Stok Minyak AS
Harga minyak WTI yang menjadi patokan di AS turun lebih cepat dibanding dengan harga minyak Brent karena para pedagang mengamati tangki penyimpanan di Cushing, Oklahoma, terus mengalami kenaikan pasokan. Kilang ini merupakan yang merupakan fasilitas penyimpanan terbesar di AS dan menjadi lokasi cadangan minyak strategis.
Stok minyak AS naik 15 juta barel menjadi 518,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 17 April, menurut Administrasi Informasi Energi AS.
Di Cushing yang diawasi ketat, simpanan minyak naik sekitar 10 persen dalam sepekan menjadi 59,7 juta barel. Jika terus naik sekitar 25 juta barel maka kilang di Cushing akan membludak.
Harga minyak WTI dan Brent telah turun masing-masing 72 persen dan 68 persen tahun ini. Para produsen minyak berjuang agar harga bisa tetap berada di titik impas.
Pada hari Minggu, Diamond Offshore Drilling yang berbasis di Houston mengajukan perlindungan kebangkrutan, dan analis mengatakan bahwa akan lebih banyak kebangkrutan yang diajukan.
Advertisement