Menyendiri atau Bergaul, Mana yang Lebih Utama bagi Seorang Muslimah?

Liputan6.com, Jakarta - Pada dasarnya, Islam mengajarkan umatnya untuk hidup dengan bijak, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah.

Akan tetapi, bagi seorang Muslimah, pilihan antara menyendiri atau bergaul dengan orang lain bisa menjadi pertanyaan yang kompleks. Sebab Islam juga memberikan batasan-batasan yang jelas dalam berinteraksi dengan orang lain.

Bergaul dalam keramaian bisa menjadi sebuah sarana untuk saling memberi manfaat, berbagi kebahagiaan, dan mendukung satu sama lain dalam kebaikan. Sedangkan, menyendiri juga memiliki peran penting dalam menjaga kedekatan hati dengan Allah, merenung, dan memperbaiki diri.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggali berbagai perspektif tentang bagaimana seorang Muslimah seharusnya menyikapi kehidupan sosialnya.

Apakah bergaul dengan banyak orang lebih utama untuk membangun karakter dan hubungan sosial yang baik, ataukah menyendiri lebih penting untuk mencapai kedamaian batin dan kedekatan dengan Allah? Mari simak ulasan berikut, sebagaimana dirangkum dari laman genmuslim.id.

Saksikan Video Pilihan ini:

“Seseorang bertanya kepada nabi: ‘siapakah manusia yang paling utama wahai Rasulullah?’ nabi menjawab: ‘orang yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya di jalan Allah’. Lelaki tadi bertanya lagi: ‘lalu siapa?’ nabi menjawab: ‘lalu orang yang mengasingkan diri di lembah-lembah demi untuk menyembah Rabb-nya dan menjauhkan diri dari kebobrokan Masyarakat” (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143)

Kesendirian memberikan ruang untuk introspeksi dan refleksi mendalam. Dalam kesendirian, seorang muslimah bisa memperdalam hubungannya dengan Allah melalui doa, ibadah, dan renungan terhadap ayat suci Al-Qur'an.

Kesendirian juga memungkinkan seseorang menghadapi emosi dan stres yang mungkin timbul setiap hari.

“Sebaik-baiknya manusia ketika berhadapan dengan fitnah adalah orang yang memegang tali kekang kudanya menghadapi musuh-musuh Allah. Ia menakut-nakuti mereka, dan merekapun menakut-nakutinya. Atau seseorang yang mengasingkan diri ke lereng-lereng gunung, demi menunaikan apa yang menjadi hak Allah” (HR. Al Hakum 4/446, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/311)

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. ...” (QS. Al-Maidah : 2) 

Bergaul menawarkan banyak manfaat sosial dan pengalaman hidup.

Melalui interaksi dengan orang lain, muslimah memiliki kesempatan untuk belajar, berbagi pengetahuan, dan memperluas pandangan mereka tentang dunia.

Hubungan sosial yang baik juga dapat memberikan dukungan emosional dan emosional.

“Seorang Mukmin yang bergaul di tengah Masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik daripada seorang mukmin yang tidak bergaul di Tengah Masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka.” (HR. At Tirmidzi 2507, Al Bukhari dalam Adabul Mufrad 388, Ahmad 5/365)

Penting untuk disadari bahwa menyendiri dan bergaul berperan penting dalam kehidupan muslimah. Keseimbangan antara keduanya adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang bermakna.

Menghabiskan waktu sendirian untuk refleksi dan beribadah akan memperdalam spiritualitas, sementara interaksi sosial membuka pintu menuju pemahaman realistis tentang dunia dan memberi manfaat bagi orang lain.