Pemerintah Raup Rp 11,3 Triliun dari Hasil Lelang Surat Utang Negara

Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara Tambahan (Greenshoe Option) pada tanggal 29 April 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Apr 2020, 17:14 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 17:14 WIB
Ilustrasi APBN
Ilustrasi APBN

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara Tambahan (Greenshoe Option) pada tanggal 29 April 2020 untuk seri FR0081, FR0082, FR0080, FR0083, dan FR0076 melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Mengutip dari laman DJPPR Kemeterian Keuangan, total penawaran yang masuk sebesar Rp 13.993.800.000.000 (tiga belas triliun sembilan ratus sembilan puluh tiga miliar delapan ratus juta Rupiah) dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah penawaran yang masuk untuk FR0081 adalah Rp 4,871 triliun dengan jumlah nominal dimenangkan Rp 2,8894 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk untuk FR0082 adalah Rp 1,554 triliun dengan jumlah nominal dimenangkan Rp 0,9218 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk untuk FR0080 adalah Rp2,5383 triliun dengan jumlah nominal dimenangkan Rp 2,5383 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk untuk FR0083 adalah Rp 2,8915 triliun dengan jumlah nominal dimenangkan Rp2,8915 triliun.

Dan jumlah penawaran yang masuk untuk FR0076 adalah Rp 2,139 triliun dengan jumlah nominal dimenangkan Rp 2,139 triliun.

Sehingga, Total nominal yang dimenangkan dari kelima seri surat utang yang ditawarkan tersebut adalah Rp 11.380.000.000.000,00 (sebelas triliun tiga ratus delapan puluh miliar Rupiah).

 


Lelang Tambahan

Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)
Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan dalam video konverensi pagi tadi, jika penawaran SBN tidak terpenuhi, maka pemerintah akan membuka lelang tambahan, atau melakukan aksi green shoe option.

"Hari ini pemerintah membuka lelang tambahan green shoe option dengan harga kemarin. Kemarin harga rata-rata tertimbangnya untuk yield SBN 10 tahun, kurang lebih 8,08 persen. Dengan jumlah targetnya Rp 23,38 triliun, yang merupakan sisa target kemarin," jelas Perry.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya