Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan transaksi Repurchase Agreement (Repo) dalam Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). Langkah ini menjadi bagian dari upaya BEI untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan likuiditas perdagangan surat utang serta pasar uang di Indonesia.
"Hari ini, SPPA kembali menorehkan sejarah dengan menghadirkan transaksi Repo. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan solusi perdagangan yang lebih terintegrasi dan efisien bagi para pelaku pasar surat utang dan pasar uang di Indonesia," ujar Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik dalam konferensi pers, Senin (10/3/2025).
Baca Juga
Berbeda dengan transaksi outright, Repo merupakan transaksi berbentuk kontrak jual atau beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah disepakati. Saat ini, jenis transaksi Repo yang dapat dilakukan di SPPA adalah Repo dengan underlying surat utang negara (SUN).
Advertisement
Menurut Jeffrey, implementasi transaksi Repo di SPPA mencakup berbagai fitur utama yang meningkatkan efisiensi perdagangan. Jenis transaksi yang tersedia adalah Repo klasik atau standar dengan menggunakan surat utang negara sebagai jaminan dalam sistem single collateral. Untuk penentuan haircut, SPPA mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, harga pembelian dalam transaksi Repo merujuk pada referensi yang diberikan oleh PHEI (Indonesia Bond Pricing Agency). Dalam hal perhitungan, sistem ini mengikuti metode yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun standar internasional yang digunakan secara global, seperti ICMP.
"Dengan transaksi Repo di SPPA, proses perdagangan menjadi lebih efisien dan terotomasi, mulai dari pre-trade hingga post-trade. Hal ini memberikan kemudahan bagi bank, BPD, sekuritas, dan money broker dalam melakukan transaksi di pasar surat utang dan pasar uang melalui satu platform yang sama," imbuh Jeffrey.
Â
Peningkatan Transaksi SPPA hingga 76%
Sejak diluncurkan, SPPA terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pada tahun 2024, total nilai transaksi di platform ini mencapai Rp 246,1 triliun, mengalami peningkatan lebih dari 76% dibandingkan tahun 2023. Dari sisi market share, pangsa pasar inter-dealer di SPPA kini mencapai 16% dari transaksi OTC, naik 77% dari tahun sebelumnya yang hanya 9%.
Saat ini, terdapat 39 pengguna jasa aktif SPPA dengan rata-rata nilai transaksi harian lebih dari Rp 1 triliun. Dengan kehadiran transaksi Repo, jumlah ini diharapkan terus meningkat.
"Kami akan terus melakukan sosialisasi dan membangun sinergi dengan para pelaku pasar, termasuk bank, sekuritas, money broker, serta regulator, untuk memperluas segmen pengguna SPPA," ungkap Jeffrey.
SPPA sebagai Platform Liquidity dan Monitoring Pasar
Jeffrey menegaskan, ke depan, SPPA dapat menjadi "pool of liquidity" bagi perdagangan surat utang di Indonesia. Selain itu, SPPA juga berpotensi menjadi platform monitoring harga bagi OJK, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan fiskal dan moneter.
"Kami berharap SPPA dapat menjadi preferred platform bagi pelaku pasar surat utang dan pasar uang. Dengan sistem yang efisien, aman, dan berkelanjutan, kami optimistis SPPA akan memainkan peran strategis dalam mendukung ekosistem keuangan di Indonesia," ujar Jeffrey Hendrik.Â
Advertisement
Bos BEI Sebut Pertemuan Prabowo dan Konglomerat Indonesia Beri Sentimen Positif untuk IHSG
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, pertemuan Presiden Prabowo dengan delapan taipan dalam negeri membawa sentimen positif untuk pasar.
Tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berselancar di zona hijau pada hari ini, Jumat 7 Maret 2025. IHSG ditutup naik 0,27 persen ke posisi 6.636,00. IHSG dibuka pada posisi 6.630 dan bergerak pada rentang 6.577,83-6.682,94. Dalam sepekan, IHSG naik 4,22 persen.
"Mengenai pertemuan Presiden Prabowo dengan delapan pengusaha, kita lihat saja indeksnya. Positifnya pasti ada, hari ini kan indeksnya positif. Buat kita ini support yang bagus dari pemerintah dan pengusaha kepada industri pasar modal. Bisa dilihat indeksnya hari ini positif," kata Iman di gedung Bursa, Jumat (7/3/2025).
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan delapan pengusaha besar Indonesia pada 6 Maret 2025. Delapan pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut berasal dari berbagai sektor industri, di antaranya Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata.
Masing-masing memiliki latar belakang bisnis yang berbeda, mulai dari sektor pangan, properti, energi, keuangan, hingga manufaktur. Dalam suasana yang hangat dan produktif, Presiden Prabowo membahas sejumlah isu strategis, termasuk program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu kebijakan unggulan pemerintah, pembangunan infrastruktur, penguatan industri tekstil, hingga upaya swasembada pangan dan energi.
Â
Â
