Lewat Bertani On Cloud, Kementan Minta Produksi Pangan Tidak Berhenti Selama Pandemi

Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), meminta agar produksi pangan tidak berhenti selama pandemi Covid-19.

oleh Reza pada 30 Apr 2020, 11:08 WIB
Diperbarui 30 Apr 2020, 11:07 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, (Foto:Kementan).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), meminta agar produksi pangan tidak berhenti selama pandemi Covid-19. Sebab, pangan bisa menjadi salah satu solusi melawan Covid-19, selain pendekatan kesehatan.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, saat membuka Bertani on Cloud ‘Membuat Nugget Ayam’, Kamis (30/04/2020) yang prakteknya disampaikan Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batu.

Menurut Dedi Nursyamsi, di masa pandemi Covid-19, ada 2 solusi yang bisa dilakukan bersama-sama. Pertama pendekatan medis agar kita selalu sehat, dan kedua pendekatan pangan.

“Pendekatan pangan tidak kalah penting dari kesehatan. Karena dalam situasi dan kondisi apa pun, pangan tidak boleh bersoal. Apalagi dalam kondisi seperti pandemi Covid-19 sekarang. Oleh karena itu, seluruh insan pertanian di mana pun berada, Kementerian Pertanian punya tugas menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Dengan demikian, Dedi Nursyamsi meminta proses produksi pangan dan pertanian tidak berhenti. Karena, hanya pertanian yang bisa menyediakan pangan. Artinya, seluruh aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir harus terus berjalan.

“Termasuk aktivitas melatih petani, penyuluh, praktisi pertanian, serta UMKM, tidak boleh berhenti. Karenanya saya sangat mengapresiasi pelatihan Bertani on Cloud ini. Apalagi proses platihan ini bisa dilakukan 2 kali dalam seminggu. Seluruh insan BPPSDMP, penyuluh, widyaiswara, tidak boleh berhenti memberikan penyuluhan. Banyak yang bisa dilakukan, seperti halnya hari ini kita menggelar pelatihan membuat nugget,” tuturnya.

Ditambahkannya, pengolahan daging ayam segar menjadi nugget memberikan nilai luar biasa bagi peternak dan UMKM. Dedi menjelaskan, pembuatan nugget ayam adalah salah satu bentuk pelatihan pengolahan hasil panen. Hal ini menjadi penting lantaran harga ayam di tingkat peternak sempat anjlok. Bahkan sampai harga 6000-8000/kilogram.

Oleh karena itu, pengolahan nugget ayam bisa menjadi solusi. Karena nugget bisa disimpan lama. Bisa juga dibikin olahan lain seperti sosis, bakso dan lainnya. Tidak haya meningkatan nilai tambah, tapi juga nilai jual sehingga peluang pendapatan bisa semakin tingi.

“Pandemi ini bukan hanya merontokkan kesehatan, tapi juga ekonomi. Juga merontokkan jalur distribusi, sehingga ayam sulit didistribusikan. Tapi alhamdulillah hal itu bisa diselesaikan dan harga live bird bisa naik kembali,” paparnya.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak petani untuk turut terus mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan teknologi. Sebab, dalam masa seperti ini pelatihan yang memanfaatkan teknologi seperti Bertani on Cloud tetap bisa berlangsung.

“Dengan memanfaatkan teknologi, kita membuka peluang buat generasi milenial untuk masuk dalam sektor pertanian. Banyak hal yang bisa mereka lakukan untuk turut mengangkat pertanian, mulai dari pengolahan hasil panen hingga membuat start up yang bisa mendukung penjualan hasil panen,” papar Menteri Syahrul.

Oleh karena itu, kegiatan Bertani on Cloud akan terus berlangsung dengan tema-tema dan pelatihan yang lebih beragam dan diperluakan dalam masa pandemi Covid-19. Karena kegiatan ini bisa membantu petani dan generasi untuk ingin memaksimalkan hasil panen.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya