Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat hasil survei penjualan eceran kembali mengalami kontraksi lebih dalam pada bulan Maret 2020. Dari Indeks Penjualan Riil Maret 2020 terjadi penurunan -4,5 persen secara tahunan. Terjadi penurunan lebih dalam dibandingkan pada Februari 2020 yang turun -0,8 persen.
"Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2020 yang turun -4,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan -0,8% (yoy) pada Februari 2020," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (12/5).
Baca Juga
Penurunan tersebut bersumber dari kontraksi penjualan pada hampir seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan penjualan eceran terdalam terjadi pada kelompok barang lain. Khususnya subkelompok sandang sebesar -60,5 persen (yoy) dari -40,4 persen (yoy) pada Februari 2020.
Advertisement
Begitu juga dengan barang budaya dan rekreasi sebesar -20,5 persen (yoy) pada bulan Maret 2020. Lebih dalam dari bulan sebelumnya Februari 2020 sebesar -116,8 persen (yoy).
Pada triwulan I-2020, penjualan eceran terindikasi mengalami kontraksi. Hasil SPE menunjukkan bahwa rata-rata IPR triwulan I-2020 mengalami penurunan -1,9 persen (yoy), dari 1,5 persen (yoy) pada triwulan IV-2019 dan 8,8 persen (yoy) pada triwulan yang sama tahun lalu.
Penurunan terutama terjadi pada penjualan sub kelompok komoditas Sandang sebesar -42,8 persen (yoy). Lebih dalam dari -5,8 persen (yoy) pada triwulan IV-2019 dan 34,3 persen (yoy) pada triwulan yang sama tahun lalu.
Â
Tren Penurunan Akan Berlanjut Hingga April 2020
Secara regional, pada Maret 2020 penurunan kinerja penjualan eceran terjadi di hampir seluruh kota yang disurvei. Dari sepuluh kota yang menjadi obyek survei, penurunan penjualan eceran yang cukup dalam terjadi di Kota Banjarmasin (-40,3 persen, yoy) dan Manado (-38,5 persen, yoy).
Sementara itu penurunan penjualan eceran juga terjadi di DKI Jakarta (-38,1 persen, yoy), Medan (-16 persen, yoy), Denpasar (-23,3 persen, yoyo), Makassar (-16,4 persen, yoy), Surabaya (-10 persen, yoy), Bandung (-,7,5 persen, yoy), serta Semarang dan Purwokerto (-0,9 persen, yoy).
Diperkirakan tren penurunan ini akan berlangsung hingga April 2020 di semua kota.
"Tren penurunan penjualan diprakirakan masih berlanjut hingga April 2020 dengan prakiraan kontraksi penjualan di seluruh kota," kata Onny.
Advertisement