Sempat Heboh Ingin Ajak Wanita ke Bulan, Miliarder Jepang Yusaku Maezawa Terbelit Skandal Pajak

Yusaku Maezawa sempat membuat heboh dengan mengumumkan mencari wanita spesial yang mau menemaninya melakukan perjalanan ke bulan.

oleh Athika Rahma diperbarui 28 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 21:00 WIB
Yusaku Maezawa
Miliarder Jepang, Yusaku Maezawa, dinobatkan sebagai penumpang pribadi pertama dalam perjalanan roket milik Elon Musk yang keliling Bulan. (Chris Carlson / AP)

Liputan6.com, Jakarta Miliarder asal Jepang Yusaku Maezawa kerap melakukan hal nyeleneh dan menjadi perbincangan publik. Kali ini pemilik jaringan fashion online Zozotown ini diduga menghindari pajak senilai 500 juta yen atau sekitar Rp 68,6 miliar (kurs Rp 137,25).

Dikutip dari The Mainichi, Kamis (28/5/2020), Maezawa disebut tidak melaporkan kekayaan dalam 3 tahun terakhir. Manajemennya telah memperbaiki laporan pajak Maezawa ke Biro Perpajakan Regional Tokyo, namun dia tercatat tidak membayar retribusi tambahan karena pendapatan yang tidak dilaporkan setara dengan kerugian yang dialami.

Selain itu, miliarder berusia 44 tahun ini juga dilaporkan tidak membayar pajak 99 juta yen selama 3 tahun hingga 2018 dalam penghasilan kena pajak pribadi yang diyakini diperoleh dari menjual lukisan mewahnya.

Tapi, miliarder nyentrik itu membantah dan bilang kalau utang pajaknya hanya senilai 40 juta yen dan itu sudah termasuk retribusi.

Sumber juga mengatakan Maezawa membayar biaya penggunaan jet pribadi kepada perusahaan travel pribadinya, Minato Ward di Tokyo, untuk perjalanan pribadi. Namun, jumlah pembayarannya dilaporkan kurang.

"Saya tidak akan menghindar atau bersembunyi, jika kantor pajak menemukan sesuatu dalam pajak yang telah saya bayar, saya tidak akan ragu untuk menyelesaikannya, jadi tolong pakailah jet pribadi tersebut dengan baik," cuitnya dalam akun Twitter.

Yusaku Maezawa sempat membuat heboh dengan mengumumkan mencari seseorang yang spesial yang mau menemaninya melakukan perjalanan ke bulan.

Dia pun menyatakan akan membuat film dokumenter tentang pencarian pasangan hidup yang akan pergi bersamanya ke bulan.

Awalnya, pencarian pasangan ini akan dilakukan dalam sebuah acara TV, tapi karena alasan pribadi, Yusaku memutuskan untuk membatalkan untuk ikut serta dalam acara yang bernama 'Full Moon Lovers' tersebut.

"Terlepas dari tekad saya yang tulus dan jujur terhadap pertunjukkan tersebut, ada bagian dari saya yang masih memiliki perasaan campur aduk mengenai partisipasi ini," tulisnya lewat akun Twitter, seperti dikutip dari The Verge, Minggu (2/2/2020).

Yusaku pun meminta maaf atas keputusan tersebut dan mengetahui telah mengecewakan banyak orang. Terlebih, pendaftar termasuk staf dari AbemaTV yang terlibat dalam produksi ini.

 

Pasangan Suami Istri Ini Jadi Orang Terkaya Baru di China

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Pertumbuhan ekonomi di China yang sempat menjadi episentrum pandemi virus corona (Covid-19) pada awal 2020 diperkirakan akan meningkat seiring bergeraknya waktu.

Prediksi itu muncul lantaran China kini merupakan rumah bagi kelompok miliarder terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

China juga terus mencetak miliarder-miliarder baru yang bergelut di industri teknologi. Sebagai catatan, 3 dari 5 orang terkaya di Negeri Tirai Bambu saat ini berasal dari perusahaan teknologi, antara lain Pony Ma dari Tencent, Pendiri Alibaba Jack Ma, serta CEO Pinduoduo Colin Huang.

Jumlah pengusaha teknologi asal China kini terus bertambah. Bursa saham China baru saja mencetak sepasang miliarder baru dalam bidang teknologi yang merajut kisah sukses pasca melakukan pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Keduanya merupakan dewan direksi dari perusahaan pengembang perangkat lunak Linkage, yakni Zhang Baoquan dan istrinya Wu Yanfang.

Seperti dilansir dari Forbes, Jumat (15/5/2020), Linkage tumbuh 18,6 persen di Bursa Efek Shanghai pada Rabu (13/5/2020), membuat laba perseroan naik lebih dari 300 persen hanya dalam tiga hari perdagangan sejak pertama terdaftar pada Senin (11/5/2020) lalu.

Kapitalisasi pasar Linkage pada Rabu lalu mencapai sekitar 19,4 miliar yuan atau setara USD 2,8 miliar, yang merupakan gabungan dari 36,5 persen saham senilai USD 1 miliar milik Zhang Baoquan dan Wu Yanfang.

Sebelum IPO, lebih dari 80 persen pendapatan Linkage pada tahun lalu yang mencapai 597 juta yuan berasal dari Jepang. Zhang telah tinggal di Negeri Matahari Terbit sejak 2002, sementara Wu merupakan lulusan dari Universitas Seikei yang terletak di Tokyo.

Berkantor pusat di Suzhou, China, Linkage kini memiliki kapitalisasi pasar yang setara dengan 129 kali lipat laba bersihnya pada 2019 lalu yang sebesar 150 juta yuan. Beberapa customer besar yang tercatat di situs resmi perusahaan antara lain NRI, Canon, Toshiba, hingga Fujitsu.

Langkah besar IPO yang dilakukan Linkage kemudian diikuti oleh platform bisnis layanan cloud asal China, Kingsoft Cloud. Kesuksesan korporasi yang diketuai miliarder asal China Lei Jun tersebut dimulai setelah memulai perdagangan Nasdaq.

Jejak serupa juga diikuti Tan Guanghua, yang masuk ke dalam jajaran miliarder asal China pasca Hangzhou Raycloud Technology, yang juga pemasok perangkat lunak ke e-commerce raksasa Alibaba, menawarkan sahamnya ke publik pada Bursa Efek Shanghai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya