Melayani Hampir 125 Tahun, BRI Selamatkan UMKM Selama Pandemi Pakai 6 Cara Ini

Di masa krisis pandemi seperti sekarang ini, menurut Supari UMKM butuh pendampingan dalam hal mengembangkan bisnis.

oleh stella maris pada 06 Agu 2020, 07:00 WIB
Diperbarui 06 Agu 2020, 10:57 WIB
Direktur Bisnis Mikro Supari
Direktur Bisnis Mikro Supari.

Liputan6.com, Jakarta Kredibilitas PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai BUMN tak perlu diragukan lagi. Tahun lalu, Presiden Jokowi bahkan menyebut bahwa BRI merupakan satu-satunya bank yang fokus pada perkembangan UMKM di Tanah Air. 

Direktur Bisnis Mikro Supari dalam acara Sharing Session bertajuk Peran BRI Menyelamatkan UMKM di Tengah Pandemi menjelaskan bahwa UMKM berkontribusi besar bagi perekonomian negara. 

"Oleh karena itu, UMKM penting bagi BRI. Kalau UMKM ada masalah, BRI juga ada masalah. UMKM adalah penggerak utama negara ini karena ada tiga kontribusi yang diberikan UMKM," jelas Supari. 

Pertama UMKM mampu menanggulangi kemiskinan dengan menyediakan lapangan kerja. Kedua, penyebaran UMKM yang merata, tidak tersekat dengan geografis. Ketiga, UMKM mampu beradaptasi dengan perubahan. 

Meski punya kontribusi besar, Supari menegaskan bahwa UMKM tidak bisa berdiri sendiri. Apalagi di masa krisis pandemi seperti sekarang ini, menurut Supari UMKM butuh pendampingan dalam hal mengembangkan bisnis. 

Sekiranya ada enam cara atau terobosan yang dilakukan BRI dalam upaya menyelamatkan UMKM di masa krisis pandemi, yaitu: 

1. Restrukturisasi UMKM

Supari menegaskan, dalam kondisi apapun UMKM tidak boleh mati. UMKM harus terus maju dan berkembang. Oleh karena itu, sejak April-Mei BRI melakukan upaya penyelamatan UMKM terkait kewajiban cash flow dalam bentuk restrukturisasi. 

"Ini adalah penyesuaian nasabah yang omzetnya turun 20-30 persen. Sampai saat ini, BRI telah menyelamatkan 2,8 juta UMKM dengan total kredit Rp180 triliun," jelas Supari. 

2. Subsidi Bunga

Upaya penyelamatan UMKM tak hanya dilakukan dengan restrukturisasi. Tapi BRI juga menghadirkan program subsidi bunga. Realisasi program subsidi bunga, disalurkan BRI ke hampir 7,2 juta pelaku usaha atau UMKM, dengan jumlah Rp1,2 triliun. 

"Skema pemulihan ekonomi nasional salah satunya adalah subsidi bunga dan ini sangat bermanfaat untuk memperpanjang napas UMKM di saat krisis pandemi ini karena omzet jatuh, tabungan dan modal kerja yang habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup," jelas Supari.

3. KUR Online

BRI memberikan akses KUR lebih luas kepada UMKM agar dapat menjadi stimulus keberlangsungan usaha, di tengah pandemi. Sejak Mei, BRI membuka akses pengajuan KUR lewat channel online. Fasilitas KUR yang ditawarkan maksimal hingga Rp50 juta dengan tenor paling lama tiga tahun. 

Penyaluran KUR tersebut, disebut Supari sesuai dengan target pemerintah pada BRI. Hingga akhir Juni 2020, BRI menyalurkan sekitar Rp56 triliun ke lebih dari dua juta pelaku UMKM. Total target yang di-breakdown pemerintah sebesar Rp120,2 triliun hingga akhir tahun. 

4. Web Pasar

Tak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Setelah menghadirkan solusi penyelamatan UMKM seperti subsidi bunga, restrukturisasi, dan KUR Online, kini BRI membentuk Web Pasar. 

"Pasar adalah urat nadi pelaku UMKM. BRI telah membangunkan pasar yang 'wajahnya' tidak seperti pasar yang dilihat ada aktivitas belanja, dan berdesak-desakan. Kami hadirkan web pasar dengan simpel dan tidak ada branding BRI. Ini didedikasikan ke seluruh ekosistem pasar, dengan kearifan lokal, mengembangkan sendiri, dan didampingi BRI," jelas Supari.  

5. Kupedes Bangkit

Ini merupakan produk pinjaman mikro BRI yang memberikan tambahan modal agar para pelaku UMKM dapat memutar kembali roda ekonomi usahanya. 

Kupedes Bangkit hadir dengan fitur khusus, yaitu pemberian grace period pembayaran pokok selama enam bulan pertama, sehingga debitur dapat melakukan akselerasi recovery usaha. Program pencairan Kupedes Bangkit pun terbilang cepat alias tak lebih dari dua hari, debitur sudah dapat menerima tambahan dana tersebut. 

6. Pendampingan UMKM Lewat Kelas Online

Pandemi krisis memberikan pembelajaran bagi semua pihak, termasuk UMKM. Maka dari itu, Supari menyarankan agar para pelaku usaha tidak berdiam diri di tengah kesulitan seperti sekarang ini. 

Untuk menggerakkan roda perekonomian UMKM, BRI pun menggelar sejumlah pelatihan, seperti seminar atau pelatihan khusus. Pelatihan itu merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti universitas, RKB, dan Kemenkop UKM. 

"Pelatihan ini gratis dan bisa didapatkan dengan cara mengakses wirausahabrilian, UMKM Smart sebagai digital platform, dan program konvensional lain seperti mendatangi RKB yang tersebar di 54 kota di Tanah Air," jelas Supari. 

Dengan adanya pelatihan itu, Supari bahkan mengaku bangga dengan minat para pelaku usaha. Itu karena adanya transformasi atau peralihan bisnis, dari satu sektor ke sektor lain. 

"Jadi memang selama pandemi ini harus cermat melihat peluang dan kadang para pelaku usaha harus shifting atau berpindah satu sektor (usaha) ke sektor lain. Mari kita menatap masa depan dengan harapan dan optimisme yang tinggi. Pandemi ini akan mempercepat kita naik kelas dan jangan khawatir karena BRI akan tetap bersama UMKM," tutup Supari. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya