180 Juta Orang Bakal Disuntik Vaksin Covid-19 di 2021

Pemerintah terus berupaya mempersiapkan produksi vaksin penangkal Covid-19 agar bisa didistribusikan kepada masyarakat 2021 mendatang.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 20 Agu 2020, 16:15 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2020, 16:15 WIB
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah terus berupaya mempersiapkan produksi vaksin penangkal Covid-19 agar bisa didistribusikan kepada masyarakat 2021 mendatang.

Menurut dia, vaksin merupakan kunci utama penangkal wabah pandemi virus corona yang dampaknya akan bersifat panjang.

"Pemerintah melihat situasi pandemi ini sebagai sesuatu yang sifatnya multiyears, tidak hanya satu tahun. Jadi kuncinya ada di dalam vaksin, sehingga pemerintah melihat vaksin ini diharapkan bisa ditemukan tahun depan," ujarnya dalam sebuah sesi webinar, Kamis (20/8/2020).

"Dimana beberapa vaksin itu sedang clinical trial. Ada vaksin satu di Bandung, kemudian vaksin dua koordinasi di Jakarta, kemudian juga ada vaksin merah putih diharapkan (keluar) di kuartal 2 tahun depan," beber dia.

Airlangga menyatakan, penyuntikan vaksin tidak dapat dilakukan dalam satu kali. Negara besar seperti Amerika Serikat dikatakannya telah mempersiapkan empat kali suntikan vaksin Covid-19 untuk penduduknya.

"Indonesia menyiapkan Rp 5 triliun tahun ini, tahun depan diperkirakan bagaimana 180 juta penduduk ini mempunyai akses terhadap imunisasi," jelas dia.

Dalam imunisasi ini, ia menambahkan, Indonesia harus bisa memvaksin sekitar 180 juta orang dalam dua kali suntikan. Artinya dibutuhkan 360 juta dosis, dan perlu dilakukan imunisasi untuk 1 juta orang per hari.

"Nah tentu kalau 1 juta vaksin ini kita memprioritaskan kepada daerah yang terdampak lebih dulu yang 8 daerah. Kemudian tentu secara bertahap dari grup usia. Kalau kita lihat dari batas usia, umur yang efektif antara 19-59 tahun," tuturnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemerintah Bakal Imunisasi Massal Vaksin Covid-19 Awal 2021

Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir menargetkan, produksi vaksin Covid-19 bisa selesai awal 2021.

Erick mengatakan, penemuan vaksin merupakan prioritas selanjutnya setelah pemberian stimulus. Dia memproyeksikan, vaksin yang dikerjakan holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) tersebut bakal selesai dan diberikan kepada seluruh masyarakat di awal tahun depan.

"Kita menggerakan yang namanya stimulus ekonomi dan penemuan vaksin, yang nantinya kita harapkan awal tahun depan itu imunisasi massal," kata Erick Thohir dalam sesi webinar, Sabtu (15/8/2020).

Menurut dia, penemuan vaksin tersebut merupakan kunci awal untuk kembali menumbuhkan aktivitas perekonomian. Oleh karenanya, ia juga mengimbau Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang sempat meminta prioritas pemerintah untuk bersabar sedikit.

"Karena itu kemarin saya juga ketemu Kadin, kita sampaikan sabar. Karena setelah ini dilakukan baru kita bicara indonesia tumbuh," imbuh Erick.

Lebih lanjut, Erick juga mencibir sejumlah pihak yang mengatakan pemerintah telah gagal dalam memerangi wabah pandemi Covid-19.

Padahal, ia menyatakan, secara angka penanganan Indonesia masih jauh lebih baik dibanding negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

"Jadi tidak ada yang salah dari Indonesia. Seakan-akan asumsi luar kita gatot, gagal total. Padahal kita ini sama baiknya. Kalau mau berdebat tingkat misalnya yang meninggal, kita balikan jumlahnya yang meninggal dan populasi, kita ini jauh lebih baik dari Amerika, Rusia, India," tuturnya.

"Kalau dibandingkan dengan negara yang populasinya 1/10 ya tidak fair. Apalagi kita negara kepulauan, bukan negara daratan," ujar Erick. 

Jokowi: Anggaran Kesehatan 2021 Rp 169,7 T, Salah Satunya untuk Pengadaan Vaksin

Jokowi Tinjau Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah mengalokasikan Rp 169,7 triliun untuk anggaran kesehatan pada 2021. Jokowi menyebut anggaran tersebut termasuk untuk pengadaan vaksin.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (14/8/2020).

"Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 169,7 triliun atau setara 6,2% APBN, diarahkan terutama untuk peningkatan dan pemerataan dari sisi supply, serta dukungan untuk pengadaan vaksin," jelas Jokowi.

Tak hanya itu, anggaran kesehatan disiapkan untuk meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui, balita, penanganan penyakit menular, serta akselerasi penurunan stunting. Kemudian, untuk perbaikan efektivitas dan keberlanjutan program jaminan kesehatan nasional.

"Serta penguatan pencegahan, deteksi, dan respons penyakit, serta sistem kesehatan terintegrasi," ucap Jokowi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya