Ekspor Cocopeat Indonesia Meramaikan Pasar Dubai di Masa Pandemi

Produk turunan kelapa Indonesia seperti cocopeat cukup diminati pasar Timur Tengah, utamanya negara Uni Emirat Arab.

oleh Reza pada 29 Agu 2020, 12:30 WIB
Diperbarui 29 Agu 2020, 12:31 WIB
Produk Indonesia
Produk turunan kelapa Indonesia seperti cocopeat cukup diminati pasar Timur Tengah

Liputan6.com, Jakarta Produk turunan kelapa Indonesia seperti cocopeat cukup diminati pasar Timur Tengah, utamanya negara Uni Emirat Arab. Produk Cocopeat ini adalah produk turunan kelapa yang berasal dari coconut fibre/coconut coir atau serabut kelapa yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan media tanam budidaya, pupuk dan absorben dalam industri. Cocopeat umumnya dikemas dalam bentuk kemasan serbuk curah atau dalam kemasan kompres (mampat dan padat) berbentuk balok (briket), lempengan papan, dan lempengan cakram. 

PT. Sumber Pangan Indonesia (PT. SPI), sebagai salah satu pelaku usaha nasional binaan Ditjen. Perkebunan yang bergerak dalam bidang perdagangan khususnya agrobusiness telah berpengalaman dalam bisnis industri pengolahan Kelapa menjadi cocopeat, tepung Kelapa  dan olahan lainnya  dan saat ini  bisa bangkit kembali di tengah Pandemi untuk bisa melakukan ekspor ke Dubai, UEA.

Menurut Direktur Utama, PT. SPI, Siti Saidah bahwa tanggal 26 Juli 2020 dilakukan stuffing 3 container Cocopeat atau sekitar 20 ton melalui Pelabuhan  Tanjung Perak, Surabaya Jawa Timur. 

Lebih lanjut dikatakan bahwa PT. SPI telah lama menjajaki dan melakukan kontrak kerjasama jangka panjang dengan salah satu perusahaan besar di Dubai , UAE untuk supply buah Kelapa dan produk turunannya seperti cocopeat, tepung Kelapa, dan lainnya.

"Kami berharap, semoga kerjasama business to bussiness dengan pelaku usaha di UAE ini dapat membawa manfaat bukan hanya bagi  perusahaan tapi bisa mensejahterakan  para petani Kelapa, dan juga dapat menambah devisa negara," ujar Siti Saidah.  

Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan PT. SPI untuk mensukseskan peningkatan ekspor komoditas perkebunan Indonesia utamanya produk turunan kelapa dalam rangka akselerasi program Gratieks yaitu Gerakan 3x lipat ekspor hingga tahun 2024. Ditjen. Perkebunan terus memfasilitasi petani untuk memberikan bantuan sarana alat pascapanen dan pengolahan untuk menghasilkan produk-produk kelapa bernilai tambah tinggi. Produk-produk ini sudah punya pasar sendiri dan seharusnya kita bisa lebih dorong daya saing nya lebih baik di pasar dalam negeri dan dunia.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc dalam keterangan persnya di Kantor Pusat Ditjen. Perkebunan mengatakan bahwa aktivitas ekspor yang dilakukan PT. SPI seharusnya bisa menjadi raw model untuk aktivitas pelaku usaha kelapa lainnya utamanya memperioritaskan ekspor produk turunan yang bernilai tambah tinggi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pemanfaatan sabut/ serabut kelapa untuk cocopeat ini masih bisa dikembangkan karena pengolahan sabut kelapa dapat menghasilkan produk-produk primer lainnya yaitu (1) Serat panjang (serat), (2) Serat halus atau serat pendek (Bristle), dan (3) Debu atau serbuk sabut. Serat dapat diproses menjadi matras, karpet, geotextile, dan lain-lain, sedangkan debu / serbuk sabut diproses lebih lanjut menjadi kompos, partikel papan untuk mebel, atau cocopeat. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya