Platform Ini Bantu UMKM Jalankan Bisnis Online

Dengan model bisnis yang lebih mudah ini diharapkan dapat mendorong para pelaku UMKM konvensional agar dapat bertransformasi digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2020, 22:28 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 16:50 WIB
UMKM Boneka Bertahan di Tengah Pandemi Corona
Ibu rumah tangga menyelesaikan pembuatan boneka adat Indonesia di Ammie Dolls di Komplek Pondok Tirta, Depok, Kamis (13/08/2020). Pada masa pandemi ini produksi dan penjualan anjlok hingga 95 persen menyebabkan perajin beralih ke bidang lain untuk mencukupi kebutuhan hidup. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah satu tahun berdiri dan hadir di Indonesia sebagai Pusat Grosir Online, platform B2B grosir online pertama di Indonesia, Sunchila, telah membantu ribuan lebih penjual dan UMKM memenuhi kebutuhan barang tanpa perlu bersusah payah.

Penjual-penjual terbantu dengan layanan personal yang dibantu oleh tim tanggap dan terlatih sehingga ketika membutuhkan bantuan dan lain hal penjual akan ditangani dan bersama mencari solusi untuk jalan keluarnyaSelain memudahkan penjual dalam mencari supplier barang impor, ada satu keunggulan utama yang dihadirkan oleh Sunchila, yaitu Personal Service.

Sunchila memprioritaskan pelayanan cepat dan edukatif yang dilakukan secara personal, antara Account Executive dan Seller. Seller dapat berkonsultasi langsung mengenai bagaimana cara mengembangkan usaha seller, dan Account Executive Sunchila yang sudah diberikan edukasi terlebih dahulu akan membantu dalam mengembangkan usaha para seller.

"Dalam satu tahun Sunchila berdiri, peningkatan Seller Sunchila mengalami peningkatan drastis. Dari data internal kami, dalam satu tahun ini, sudah ada lebih dari 3.000 seller aktif yang bertransaksi melalui website dan aplikasi Sunchila. Hal ini membuktikan, bahwa masih banyak pelaku bisnis maupun pelaku UMKM yang membutuhkan supplier impor maupun lokal," kata CEO dan Founder dari Sunchila, Dwi Afrilina di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).

Saat ini, Sunchila menyediakan barang-barang impor dan lokal yang berkualitas dengan harga yang terjangkau dan minimum order yang rendah (tiga pieces), mulai dari barang fashion, alat-alat rumah tangga, kebutuhan anak, produk kecantikan, kesehatan, serta mainan dan hobi.

Melalui website dan aplikasi Sunchila, seller juga dapat menemukan berbagai penawaran dan promo menarik setiap harinya.Sunchila juga menyediakan fitur Dropship untuk memberikan peluang kepada setiap individu untuk membangun bisnis. Melalui fitur ini, pelaku UMKM dapat menjalankan bisnis secara online, tanpa harus mengeluarkan modal untuk menyetok barang yang ingin dijual. 

Seller berperan sebagai pihak yang menjual kembali berbagai macam produk dengan kualitas terbaik yang disediakan oleh Sunchila. Proses pengemasan dan pengiriman produk kepada pelanggan juga akan dilakukan oleh pihak Sunchila.

Dengan model bisnis yang lebih mudah ini diharapkan dapat mendorong para pelaku UMKM konvensional agar dapat bertransformasi digital. Serta memberikan dukungan agar pelaku UMKM di Indonesia dapat bertahan dan bangkit kembali untuk menghadapi tantangan bisnis di tengah pandemi Covid-19.

Dwi Afrilina memprediksikan pada kuartal IV 2020 ini, akan ada kenaikan sampai dengan 5.000 pengguna. Hal tersebut terlihat dari grafik pertambahan seller di Sunchila selama satu tahun ini, dan tingkat kebutuhan para pelaku bisnis maupun UMKM dalam mencari supplier barang murah namun bagus dan berkualitas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ini Alasan UMKM Alami Krisis Modal Saat Pandemi

UMKM Surabaya
UMKM milik Andy Hwantono, warga Dukuh Setro 7A nomer 21 Surabaya, yang biasanya membuat tas kini banting setir membuat membuat baju hazmat atau Alat Perlindungan Diri (APD). (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dana hibah Rp 2,4 juta kepada UMKM dibuat untuk membantu pelaku usaha mikro yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan Produktif Presiden ini ditujukan bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha karena menurunnya permintaan dari masyarakat.

"Karena permintaan dan pendapatan turun, kita ingin kuatkan modal mereka," kata Teten dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Jumat (4/9).

Teten melanjutkan selama pandemi berlangsung banyak dari para pelaku usaha yang terpaksa menggunakan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dan rumah tangga. Sebab pendapatan mereka berkurang drastis dari biasanya.

Di sisi lain, pelaku UMKM ini menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Akibat permintaanya menurun drastis, perputaran ekonomi pun terganggu.

"Harus diakui pemerintah saat ini sangat tergantung di UMKM karena mayoritas pengusaha di Indonesia pelaku UMKM," kata Teten.

Sehingga, pemerintah ingin mempercepat pemulihan ekonomi dengan memberikan bantuan dana hibah modal kerja. Dia berharap, para penerima bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan produktif, tidak dihabiskan semua untuk kepentingan konsumsi.

Direktur Bisnis Mikro Bank BRI, Supari menyebut sudah ada 63 juta pelaku UMKM yang terjangkau bantuan pemerintah. Bantuan tersebut tak hanya terpaku pada dana hibah modal kerja. Melainkan restrukturisasi kredit, subsidi bunga pinjaman dan skema pembiayaan lunak lainnya.

"Sesungguhnya 63 juta pelaku UMKM sudah terjangkau sampai hari ini," kata Supari.

Pemerintah juga telah memiliki cara dalam menyalurkan bantuan sesuai dengan kondisi dampak yang dialami. Hanya saja mungkin dalam pelaksanaanya membutuhkan proses.

"Hanya mungkin ada kepentingan kami yang butuh waktu tapi semua sudah kondusif, sekarang tinggal masyarakatnya disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya