Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan, Indonesia berpotensi jadi pusat keuangan atau ekonomi syariah dunia.
Beberapa modal sudah dimiliki, seperti populasi masyarakat Muslim terbesar dunia, hingga produk-produk berbasis syariah yang kini marak bertebaran.
Namun, Wimboh menyatakan, cita-cita tersebut bisa terwujud jika ada beberapa hal. Pertama, bagaimana pelaku ekonomi di Tanah Air bisa menciptakan ekosistem syariah yang lengkap.
Advertisement
"Jadi kita selama ini memulai di sektor keuangan. Tapi sektor keuangan tidak cukup sehingga harus ada bagaimana ekosistem lain. Bagaimana nasabahnya dari segi demand. Bagaimana aktivitas ekonominya, supporting informasi, lembaga pendukung lain," paparnya dalam sesi webinar, Kamis (17/9/2020).
Menurut dia, Indonesia sebenarnya telah punya ekosistem syariah cukup lengkap namun harus lebih diberdayakan. Seperti masjid, pesantren, lembaga keuangan, Amil Zakat, hingga market place syariah.
"Sehingga saya sebagai ketua MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) mempunyai tanggung jawab moral gimana ini terhubung dengan baik, sehingga jadi ekosistem kuat utk mendukung optimalisasi hadirnya keuangan syariah. Selama ini hanya bolak-balik lembaga yang diutek-utek, bolak-balik SDM di bank syariah, non-bank syariah, pasar modal syariah. Bolak-balik produknya, tapi sebenarnya ekosistemnya tidak pernah kita sentuh," imbuhnya.
Selain itu, hal lainnya yang ia soroti yakni ketiadaan sistem kredit dalam bisnis asuransi syariah. Wimboh mengatakan, bisnis syariah sulit bergerak jika tak didukung oleh sistem kredit.
Poin kedua, Wimboh menyatakan industri keuangan syariah di Tanah Air masih minim permintaan (demand).
Padahal, Indonesia saat ini memiliki 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, hingga 162 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syariah.
"Sebenarnya dari jumlah ada, tapi ini dari segi demand sehingga pertumbuhannya tidak cepat apalagi dibandingkan konvensional. Apalagi di sektor pasar modal. Dari jumlah banyak, tapi size kecil," ungkapnya.
"Ini tantangan kita. Hanya bisa kalau demand-nya besar, kita create, dan ini potensinya besar. Banyak masyarakat di daerah yang bisa di-engage untuk jadi potential demand. Yang tadinya unbankable jadi bankable. Dan mereka kami yakin adalah orang-orang yang sangat syariah dan patuh," tandas Wimboh.
Indonesia Punya Modal Kuat Jadi Hub Keuangan Syariah Dunia
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Indonesia punya modal kuat untuk jadi pusat keuangan syariah dunia.
Wimboh menyoroti peran keuangan syariah yang dianggapnya punya peran penting dalam masa pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
"Kita juga harus melalui berbagai upaya supaya ekonomi syariah kita bisa berkembang baik. Sehingga saya dalam menyampaikan bagaimana peran ekonomi syariah penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi," kata dia dalam sesi webinar, Kamis (17/9/2020).
Menurut dia, Indonesia memiliki basis yang kuat untuk pengembangan keuangan syariah. Salah satunya basis masyarakat muslim religius yang punya inisiatif luar biasa, sehingga bisa berikan produk-produk berbasis syariah.
"Mulai dari keuangan syariah, salah satu bentuk, dan juga berbagai produk mulai dari makanan halal, dan juga melalui pakaian, pariwisata, termasuk hotel dan sebagainya. Ini luar biasa kita punya potensi demand yang besar," tuturnya.
Bukti lainnya, Wimboh menyebutkan bahwa Indonesia telah menduduki peringkat pertama dalam pasar keuangan syariah global pada 2019 lalu.
Berdasarkan laporan dari Global Islamic Financial, Indonesia jadi negara dengan pasar keuangan syariah terkuat dengan skor 81,93.
"Prestasi ini selayaknya menumbuhkan optimisme untuk mewujudkan cita-cita kita sebagai hub keuangan syariah dunia," ujar Wimboh.
Advertisement