Gara-Gara Covid-19, Utang AS Bakal Lebih Besar dari Pendapatan

AS diprediksi akan mengalami tingkat defisit anggaran yang cukup besar pasca pandemi Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 21:00 WIB
hutang-amerika-131018b.jpg
Ilustrasi Keadaan Hutang Negara Amerika Serikat

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat (AS) seperti beberapa negara lainnya saat ini sedang mengalami masa sulit dan resesi pada ekosistem ekonominya akibat dari pandemi Covid-19. Kecepatan pemulihan yang lamban pun hanya memperburuk situasi ekonomi dan isu hutang dari negeri paman Sam.

Dilansir dari CNN, Sabtu (10/10/2020), Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, memberikan pernyataan untuk tetap tenang dan tidak perlu merasa cemas berlebihan dalam isu ekonomi negara saat ini.

"Keadaan finansial dari Federal Reserve sendiri belakangan ini memang belum menemukan periode kestabilan, tapi mengenai kemungkinan membludak hutang negara hal itu tidak menjadi perhatian prioritas untuk setidaknya sekarang ini," Jelas Jerome.

Lembaga keuangan dan finansial Amerika serikat sendiri belum bisa memberikan laporan anggaran negara untuk tahun 2020, sampai setidaknya akhir bulan. Tapi ketua komite anggaran Federal Reserve, Maya Macguineas menyatakan, jika estimasii CBO (Congressional Budget Office) akurat maka total hutang negara akan melebihi kekuatan dan pendapatan ekonomi negara sebesar 102 persen.

"Jika memang perhitungan CBO itu benar, maka tingkat hutang negara belum pernah sebesar ini sejak tahun 1946 yang saat itu besarnya sebanyak 106,1 persen GDP," Jelas Maya.

Selain itu, CBO yang merupakan lembaga informasi legislatif ekonomi Amerika, memprediksi bahwa saat keadaan kembali normaldan ekonomi akan mulai pulih, Amerika bisa mengalami kewalahan untuk bisa membayar hutang negara.

CBO melaporkan bahwa, jika sesuai dengan estimasi lembaga, pada tahun anggaran 2020 yang akan berakhir pada 30 September, Amerika Serikat bisa mengalami defisit sebesar USD 3,13 triliun atau setara dengan 15,2 persen pendapatan negara.

Jika memang prediksi dan antisipasi dari CBO itu terjadi, maka jumlah defisit yang akan dialami AS 2020 akan tiga kali lebih besar dari normal jika dibandingkan dari tahun 2019. Selain itu jika memang angka itu benar, maka jumlah defisit AS 2020 akan menjadi yang tertinggi sejak periode perang dunia ke dua.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bantu Pemulihan Ekonomi

Wallstreet
Wallstreet

Salah satu faktor terbesar untuk prediksi defisit negara tersebut, dinilai datang dari pengeluaran anggaran sebesar USD 4 triliun oleh Federal Reserve untuk bisa membantu memulihkan dan menjaga ekonomi negara akibar dari kebijakan "shutdown" oleh pemerintah pusat. Walaupun demikian, rencana yang dimulai pada musim semi ini, akan terus dilakukan sampai pemerintah pusat Amerika bisa menekan atau menghilangkan transmisi Covid-19.

Rencana antisipasi yang dilakukan oleh Federal Reserve memang dinilai bisa membantu ekonomi negara, tapi dari segi jangka panjang, dinilai akan memperburuk keadaan hutang Amerika Serikat. Sehingga di masa mendatang jika memang keadaan hutang masih belum membaik, maka pemerintah AS akan kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan negara di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya