Tak Melulu Soal Senjata, Nuklir Bisa Dimanfaatkan untuk Pertanian

Di Indonesia, tenaga nuklir dengan memanfaatkan radiasinya telah dimanfaatkan untuk pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 15:30 WIB
Deretan Senjata Canggih Dipamerkan pada HUT ke-70 RRC
Kendaraan militer melintas membawa senjata canggih saat parade HUT ke-70 RRC di Beijing, China, Selasa (1/10/2019). Persenjataan yang dipamerkan dalam HUT ke-70 RRC ini termasuk rudal bersenjata nuklir yang bisa mencapai AS dalam 30 menit. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta Nuklir ternyata tak melulu soal senjata. Nuklir bisa juga dimanfaatkan untuk pengembangans ektor pertanian dan industri. Oleh sebab perlu adanya pembelajaran kepada masyarakat mengenai untung rugi penggunakan nuklir.  

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto menjelaskan, selama ini persepsi masyarakat terkait nuklir hanya mengenai senjata pemusnah. Padahal kenyataannya tidak demikian. 

"Tantangan pertama, persepsi masyarakat tentang nuklir ini diasosiasikan dengan senjata nuklir," kata Jazi dalam konferensi pers Seminar Keselamatan dan Keamanan Nuklir secara virtual, Jakarta, Senin (26/10/2020).

Jazi mengatakan pemanfaat tenaga nuklir kini tidak hanya untuk persenjataan. Di Indonesia, tenaga nuklir dengan memanfaatkan radiasinya telah dimanfaatkan untuk pertanian.

Salah satunya pada benih padi beras Sidenuk karya Badan Tenaga Nuklir (Batan). Benih padi ini kata Jazi diberi radiasi nuklir untuk menghasilkan bibit yang masa tanamnya lebih cepat dan hasil yang maksimal. Bibit ini juga jadi lebih berdaya tahan saat mendapat serangan dari hama.

"Benih beras yang diradiasi nuklir, masa tanamnya jadi lebih singkat, lebih unggul, lebih tahan hama dan lain-lain," kata Jazi.

Selain itu, radiasi nuklir juga bisa dikembangkan pada dunia perikanan. Ikan-ikan yang akan diekspor sebaiknya diberikan sinar radiasi nuklir untuk meningkatkan kualitasnya.

Dia menjamin, ikan yang melalui tahapan radiasi sebelum dikirim tidak akan dikembalikan oleh negara tujuan ekspor. Sebab, radiasi dengan tenaga nuklir memungkinkan perlambatan dari pembusukan ikan.

"Kalau diradiasi jadi akan terlihat tambah lebih sehat. Kalau diekspor pasti tidak akan dikembalikan, karena banyak negara yang melakukan radiasi semacam ini," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

PLN Nyatakan Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Ilustrasi Lipsus Nuklir
Ilustrasi Lipsus Nuklir

Sebelumnya, Pemerintah bersama DPR RI kini tengah menyusun Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT). Salah satu points terkait pengembangan energi nuklir

PT PLN (Persero) mengaku siap jika diberi tugas oleh pemerintah untuk terlibat dalam pengembangan energi baru tersebut. Perseroan juga telah melakukan sejumlah kajian dalam membangun pembangkit nuklir.

 

"Dari sisi PLN seandainya memang ditugaskan pembangkit nuklir, kita sudah lakukan kajian terhadap penerimaan masyarakat seperti apa. Dari sisi non-teknis kebanyakan. Kalau dari sisi teknis kita enggak ada masalah," kata Direktur Puslitbang PLN Iswan Prahastono dalam sesi teleconference, pada Selasa 20 Oktober 2020.

Iswan menjelaskan, saat ini sudah banyak penelitian tentang teknologi nuklir dari sisi generasi 4. PLN juga telah berkoordinasi dengan BPPT dan LIPI untuk membuat kajian terkait hal tersebut.

"Jadi sebetulnya sangat memungkinkan. Mungkin dari sisi masyarakat ada kajian penerimaan, itu pun sudah kita lakukan juga," ujar Iswan.

Saat ini, PLN masih sebatas melakukan kajian seputar teknologi nuklir. Sebab perseroan belum memiliki pembangkit nuklir sehingga belum bisa membuat terobosan.

Akses terhadap teknologi nuklir generasi 4 pun belum banyak bisa dipelajari, lantaran produsennya di dunia saat ini terhitung belum banyak.

"Itu sudah kita pelajari semua, apa kelemahan, kelebihan, terus produsennya nanti yang mana. Mungkin kalau nanti terjadi itu ngambilnya yang dari Jepang. Istilahnya bukan inovasi, kajian. Kalau inovasi jelas enggak ada karena kita enggak punya teknologi nuklir," tutur Iswan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya