Genjot Ekonomi Tumbuh, ATPM Ikut Bidik Sektor Logistik

Sri Mulyani Indrawati optimistis, perekonomian nasional akan berangsur membaik pada kuartal III dan IV setelah minus 5,23 persen pada kuartal II.

oleh Helena Yupita diperbarui 04 Nov 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 12:19 WIB
Angkutan logistik Isuzu. Dok
Angkutan logistik Isuzu. Dok

Liputan6.com, Jakarta perekonomian nasional diprediksi akan kembali pulih. Demi mengantisipasi ini, dunia usaha perlu menyiapkan strategi khusus yang adaptif, kreatif dan produktif.

Optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional ini sempat diungkapkan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto. Indikatornya, terlihat dari Purchasing Manager’s Index (PMI) pada Agustus 2020 yang tercatat sebesar 51 atau lebih baik dari PMI Maret 2020 yakni 28.

Indeks di atas 50 poin mengindikasikan sektor manufaktur tumbuh, sementara skor di bawah 50 poin menunjukkan sektor tersebut terkontraksi.

Indikasi lain, neraca perdagangan Indonesia berada dalam tren perbaikan. Data terbaru menunjukkan pada September 2020, surplus neraca perdagangan mencapai USD 2,44 miliar, naik dari USD 2,3 miliar dolar AS pada Agustus 2020.

Demikian pula, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis, perekonomian nasional akan berangsur membaik pada kuartal III dan IV setelah minus 5,23 persen pada kuartal II. Dengan begitu, diharapkan pula akselerasi pemulihan ekonomi akan mulai terjadi pada kuartal I 2021.

Menkeu memproyeksikan perekonomian tumbuh 5 persen pada 2021, lebih baik dibandingkan perkiraan tahun ini yang telah direvisi di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Emily mengatakan, saat menghadapi pandemi, banyak pelaku bisnis hanya berfokus pada strategi reaction seperti penerapan protokol kesehatan, tetapi melupakan tiga strategi lainnya yakni recession, rebound, dan reimagine.

Dia menambahkan krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi Covid-19 telah mengubah tidak hanya pola hidup masyarakat tetapi juga pola bisnis.

“Pandemi yang membuat masyarakat harus bekerja dari rumah dan sebisa mungkin tidak keluar rumah, telah mendorong industri e-commerce berkembang pesat. Dampaknya industri logistik juga mengalami pertumbuhan di masa pandemi Covid-19,” papar dia, Rabu (4/11/2020).

Data Kementerian Keuangan menyebutkan, selama pandemi, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi dengan total nilai transaksinya meningkat 9,9 persen menjadi Rp20,7 triliun.Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE).

Dia memproyeksikan, pada 2025, ukuran pasar e-commerce di Indonesia mencapai USD 50 miliar, lebih besar dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, ataupun Vietnam.

“Proyeksi saya kira tidak berlebihan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar selalu menjadi potensi market bagi industri apapun,” ujar dia.

Menurut dia, dengan berkembangnya industri teknologi digital seperti e-commerce, tentu ada efek multiplier yang dirasakan industri lain termasuk di dalamnya industri logistik.

Karena itu, sebagai salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) Isuzu mencoba membidik sektor logistik.

“Kami dari Isuzu mencoba menghadirkan solusi komprehensif dengan meningkatkan produktivitas unit kendaraan yang digunakan oleh pelaku usaha, termasuk sektor logistik,” ujar Ernando.

 

Strategi Isuzu

Angkutan logistik Isuzu. Dok
Angkutan logistik Isuzu. Dok

Dikatakan, ada sejumlah hal yang dilakukan Isuzu untuk mendukung produktivitas pelaku usaha mulai dari penyediaan armada yang irit bahan bakar dan siap dengan Euro-4 hingga menyediakan solusi biaya kepemilikan dan operasional yang paling kompetitif.

“Peningkatan produktivitas unit ini penting karena menjadi salah satu kunci untuk menyeimbangkan kenaikan biaya operasional dan investasi,” ujarnya.

Alhasil, pangsa pasar Isuzu mulai meningkat mulai Juni 2020. Pangsa pasar Isuzu pada Juni 2020 tercatat 25,7 persen, lalu naik menjadi 28,6 persen pada Juli, sedikit melemah di Agustus menjadi 25,1 persen, kemudian meningkat menjadi 26,3 persen pada September 2020.

Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil wholesales di Indonesia berangsur membaik pada Juni yakni 12.623, lalu Juli 25.283, Agustus naik lagi menjadi 37.277, dan September menjadi yang tertinggi selama pandemi Covid-19 yakni 48.554 unit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya