UMKM Digital Produktif Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, salah satu kunci produktivitas dan pertumbuhan UMKM adalah dengan berinovasi

oleh Tira Santia diperbarui 05 Nov 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2020, 19:45 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Realisasi penyaluran sejumlah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor UMKM mengalami kemajuan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Realisasi penyaluran sejumlah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor UMKM mengalami kemajuan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, salah satu kunci produktivitas dan pertumbuhan UMKM adalah dengan berinovasi, sehingga penting mengetahui potensi yang dimiliki.

Menurut Teten, berbagai riset menyatakan bahwa UMKM termasuk sektor yang mengalami dampak terbesar saat pandemi, termasuk di dalamnya UMKM kuliner. Untuk itu pihaknya mendorong penciptaan inovasi yang tepat bagi perkembangan UMKM, terutama di masa pandemi saat ini.

"Banyak diantaranya yang tidak mampu bertahan, namun tidak sedikit yang bisa bertahan," kata Teten dalam Virtual Grab Merchant Conference Indonesia 2020 “Buka Potensi Bersama Grab” di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, UMKM yang mampu bertahan adalah UMKM yang mampu beradaptasi dan berinovasi dalam mengembangkan produk/ jasanya, serta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital.

Pemerintah melalui KemenkopUKM berupaya memastikan berjalannya roda ekonomi dan aktivitas usaha pelaku UMKM, dengan menghubungkan ke ekosistem digital serta beradaptasi dengan tren pasar dan inovasi proses bisnis.

"UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi. Tercatat setidaknya sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik 26 persen dan mencapai 3,1 juta transaksi per hari. Namun demikian angka awal 2020 pemerintah mendata baru 8 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM," jelasnya.

Dirinya mengakui, berbagai upaya pemerintah menggenjot transformasi digital UMKM memang telah membuahkan hasil, yaitu melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia, dimana seluruh elemen pemerintah bersinergi menghadirkan pelaku UMKM dalam ekosistem digital. Menurutnya, saat ini ada 10.255.711 pelaku atau 16 persen telah memanfaatkan platform digital.

"Angka ini telah melampaui target yang ditetapkan pak Presiden Joko Widodo yaitu penambahan 2 juta pelaku usaha di 2020," ujarnya.

Bahkan kini ada banyak perusahaan rintisan/startup teknologi digital, yang secara jeli memetakan point point alias permasalahan dan kendala yang dialami UMKM dan mensolusikannya dengan sederhana melalui pemanfaatan teknologi digital.

"Aplikasi-aplikasi buatan putra-putri Indonesia ini secara cerdas mensolusikan tantangan seperti aspek pembukuan/ledger, mengkonsolidasikan pesanan bahan baku, memantau ketersediaan stok bahan hingga barang jadi siap jual secara real-time, mempertemukan permintaan dan penawaran hingga mendekatkan akses pembiayaan," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Transformasi Digital

Menparekraf Alihkan Tujuan Promosi Wisata Indonesia demi Cegah Masuknya Virus Corona
Menparekraf Wishnutama dalam rapat koordinasi terkait virus corona Wuhan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar/Dinny Mutiah)

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan, ditengah pendemi Covid-19, sektor UMKM harus melakukan transformasi digital. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberi dukungan agar UMKM tetap produktif

"Poin pentingnya digitalisasi UMKM ditengah pandemi, tantangan bagi UMKM dalam melakukan transformasi digital. Dukungan Kemenparekraf untuk UMKM produktif," kata Wishnutama

Menurutnya, pandemi Covid-19 membawa perubahan mendasar, tidak terkecuali UMKM dan ekonomi kreatif. Apalagi tren digital yang makin berkembang pesat dan digitalisasi lebih cepat dibandingkan prediksi banyak pihak, yang pada akhirnya memaksa untuk beralih ke dunia digital.

Pada bulan Juli lalu survei katadata menunjukkan 56 persen UMKM yang kondisi usaha buruk dan sangat buruk, hanya 14 persen sangat baik. Kini belanja online kuartal kedua naik menjadi 320 juta, meningkat 40 persen dari kuartal pertama. Hal ini menunjukkan masyarakat yang tadinya tidak belanja di ecomerce, kini beralih ke online," katanya.

Ia berharap UMKM bisa menangkap peluang baru tersebut. Namun, diperlukan adaptasi interaksi digital, pengetahuan dan tenaga ahli agar bisa bersaing.

"Ini yang harus para pelaku UMKM manfaatkan. Penjualan online berbeda diperlukan adaptasi secara online. Ada 3 tantangan yaitu, kurangnya digital interaksi, kurang pengetahuan dan bagaimana memasarkan platform digital dan ketidaksiapan tenaga ahli. Sehingga sinergi pemerintah dengan platform digital sangat diperlukan," tambahnya.

Lanjut Teten, mengapresiasi kepada Grab Indonesia yang telah mendukung pengembangan UMKM melalui kerjasama dengan banyak pihak, menghadirkan berbagai kemudahan bagi pelaku usaha dan konsumen, menghubungkan antara permintaan pasar dengan potensi yang dimiliki UMKM.

"Saya mengapresiasi Grab Indonesia, atas komitmen penuhnya dalam upaya mengembangkan UMKM yang secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tema “Buka Potensi Bersama Grab” pada pertemuan virtual Grab Merchant kali ini sangat menarik," katanya.

Teten menjelaskan, lebih dari 60 persen industri kreatif adalah sektor kuliner (Bekraf, 2018). Berbagai trend makanan minuman hadir memperkaya ragam jenis kuliner Indonesia.

Bahkan menurutnya, survey Mandiri Institute yang diadakan di bulan Agustus – September 2020 mengumumkan, 67 persen UMKM menggunakan channel online dalam promosi dan penjualan produknya. Selain itu, penetrasi akses digital terbesar, 75 persen pada restoran, akomodasi dan produksi lainnya.

"Penetrasi online terbesar terjadi di pulau Bali (85 persen); Sulawesi (75 persen) dan Jawa (71 persen)," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya