Top 3: Anggaran Vaksin Gratis Capai Rp 74 Triliun

Artikel mengenai anggaran program vaksin gratis ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca

oleh Athika Rahma diperbarui 05 Jan 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 06:00 WIB
DPR dan Menteri Keuangan Bahas RUU Prioritas 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat konsultasi dengan DPR di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat membahas program Omnibus Law dan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2020 terkait keuangan dan perkembangan makro fiskal dan keuangan negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan biaya anggaran untuk proses vaksin gratis tahun ini mencapai sebesar Rp 74 triliun. Alokasi ini meningkat dari perkiraan awal sebelumnya yang mencapai Rp 54,4 triliun.

"Sesudah Presiden menetapkan bahwa vaksinasi akan dilakukan secara gratis anggarannya bisa akan mencapai lebih dari Rp 74 triliun," kata dia dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2021).

Artikel mengenai anggaran program vaksin gratis ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Selasa 5 Januari 2021:

1. Sri Mulyani: Anggaran Vaksin Gratis Capai Rp 74 Triliun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan biaya anggaran untuk proses vaksin gratis tahun ini mencapai sebesar Rp 74 triliun. Alokasi ini meningkat dari perkiraan awal sebelumnya yang mencapai Rp 54,4 triliun.

"Sesudah Presiden menetapkan bahwa vaksinasi akan dilakukan secara gratis anggarannya bisa akan mencapai lebih dari Rp 74 triliun," kata dia dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2021).

Bendahara Negara itu menjelaskan, anggaran sebesar Rp 74 triliun tersebut hanya untuk digunakan vaksinasi saja. Belum untuk masalah kesehatan lainnya seperti imunisasi, sarpras, laboratorium, dan Litbang higga bantuan iuran BPJS untuk PBPU atau BP.

"Ini untuk vaksinasi belum kita bicara tentang masalah kesehatan yang lain yang harus kita tangani ini masih banyak sekali APBN kita," ujarnya.

Baca artikel selengkapnya di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Siap-Siap, Vaksinasi Covid-19 Dimulai Pekan Kedua Januari 2021

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mulai vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan vaksin Sinovac pada minggu kedua di bulan Januari 2021.

“Tadi dilaporkan pemerintah akan segera memulai untuk melakukan vaksinasi yang dijadwalkan sekitar pertengahan bulan (Januari) atau minggu depan dan ini tentu menunggu daripada emergency use authorization daripada Badan POM dan juga terkait dengan kehalalan,” kata Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers Menko Perekonomian, Kantor Presiden, Senin (4/1/2021).

Menurutnya data-data akan digunakan untuk memulai vaksinasi itu diperoleh dari data Turki, data dari Bandung dan juga data-data yang diberikan secara scientific dari Brazil dan juga dari Sinovac itu sendiri.

“Sedangkan pemerintah terus mempersiapkan berbagai vaksinasi juga sedang untuk pengadaan baik Astrazeneca, Novavax, Pfizer, maupun Gavi,” katanya.

Baca artikel selengkapnya di sini

3. Mentan Soal Harga Kedelai Mahal: Jadi Pelajaran Kekuatan Produksi Lokal Jadi Jawaban

Mentan
Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba menyambut baik kesediaan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hadir di tengah para petani Halmahera Utara. Dok Kementan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan siap memasok kedelai dari produksi lokal. Ini sebagai respons melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

Harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp 9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp 6.000-Rp 7.000 per kg, berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).

"Ini menjadi pelajaran untuk kita semua sehingga kekuatan (produksi) lokal dan nasional harus menjadi jawaban dari kebutuhan (kedelai) itu," kata Syahrul seperti melansir Antara, Senin (4/1/2020).

Syahrul menilai bahwa harga kedelai di pasar dunia yang melonjak ini merupakan bagian dari kontraksi global. Lonjakan harga kedelai dipengaruhi dari negara produsen utama, yakni Amerika Serikat.

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya