Gempa Majene, Kantor AirNav dan Tower Pemandu Penerbangan Bandara Tampa Padang Rusak

Kantor AirNav Indonesia Unit Mamuju dan Tower Pemandu Lalu Lintas Penerbangan di Bandara Tampa Padang mengalami kerusakan akibat gempa Majene.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Jan 2021, 11:35 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 11:32 WIB
FOTO: Suasana Kota Mamuju Usai Diguncang Gempa Majene
Tim penyelamat mencari korban usai gempa meruntuhkan Rumah Sakit Mitra Manakarra, Kota Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Jumat (15/1/2021). Sebanyak 20 pasien dan staf terjebak di bawah reruntuhan bangunan. (Firdaus/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Gempa 6,2 SR mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat, 15 Januari 2021, pukul 02.28 WITA. Gempa Majene menyebabkan layanan penerbangan terdampak.

Dilaporkan, kantor AirNav Indonesia Unit Mamuju dan Tower Pemandu Lalu Lintas Penerbangan di Bandara Tampa Padang mengalami kerusakan.

"Sementara ini, pelayanan navigasi penerbangan dilakukan berbasis komunikasi dan bantuan pemanduan navigasi penerbangan dari Cabang MATSC Makassar," ujar Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait dalam keterangannya.

Terkait hal ini, AirNav Indonesia mengirimkan 3 orang personel bantuan operasional yang terdiri dari 1 orang ATC, 2 orang Teknisi dan beberapa peralatan komunikasi dan navigasi dari Kantor Cabang MATSC sebagai bantuan operasional di Unit Mamuju.

Yohanes mengatakan, AirNav Indonesia bersama seluruh Stakeholder terkait akan terus berkoordinasi agar operasional penerbangan dapat terus berjalan dengan selamat dan aman, usai gempa Majene.

"Sehingga bantuan logistik dan operasional bisa terdistribusikan dengan baik," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Ini


BMKG: Jika Terjadi Gempa Susulan di Majene Berpotensi Terjadi Tsunami

FOTO: Suasana Kota Mamuju Usai Diguncang Gempa Majene
Tim penyelamat membuang puing-puing saat mencari korban dari Rumah Sakit Mitra Manakarra yang runtuh akibat gempa, Kota Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Jumat (15/1/2021). Sebanyak 20 pasien dan staf terjebak di bawah reruntuhan bangunan. (Firdaus/AFP)

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa di Majene, Sulawesi Barat, berpotensi memunculkan tsunami.

Menurut Dwikorita, potensi terjadinya tsunami jika terjadi gempa susulan. Dwikorita mengatakan, jika gempa susulan terjadi dan pusat gempanya berada di pantai, maka tsunami bisa saja terjadi.

"Kalau pusat gempa ada di pantai, memungkinkan terjadinya longsor bawah laut, dapat pula berpotensi tsunami jika ada gempa susulan yang membuat longsor bawah laut," ujar Dwikorita melalui virtual, Jumat (15/1/2021).

Maka dari itu, Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat sekitar untuk menjauhi bibir pantai jika terjadi gempa susulan. Dwikorita meminta kepada masyarakat yang berada di pinggir pantai untuk tidak menunggu adanya peringatan dini tsunami jika terjadi gempa susulan.

"Jadi, tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan, tapi apabila kebetulan masyarakat yang ada di pantai, dan merasakan guncangan gempa lagi, segera jauhi pantai, jangan menunggu peringatan dini tsunami," kata dia.

Maka dari itu, dia meminta kepada pihak pemerintah setempat untuk segera menyiapkan jalur dan tempat evakuasi darurat.

"Akan lebih baik jika disiapkan jalur dan tempat evakuasi sementara. Demikian yang saya sampaikan, meski kita harus tetap tenang dan waspada," kata Dwikorita.

Diberitakan sebelumnya, gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, pusat gempa berada di darat, 6 kilometer timur laut Majene di kedalaman 10 kilometer. Lindu tidak berpotensi memicu tsunami.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya