Lebih Penting Konsumsi atau Investasi? Mendag dan Kepala BKPM Beda Pendapat

Dua pejabat pemerintah ini beda pendapat soal pentingnya investasi dan konsumsi

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jan 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 19:00 WIB
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia punya sudut pandang berbeda terkait mana yang lebih penting didahulukan, peningkatan investasi atau konsumsi.

Mendag Lutfi menganalogikan investasi dan konsumsi seperti hubungan kasih antara laki-laki dan perempuan. Dia mengibaratkan konsumsi dan kegiatan dagang seperti pacaran, dan investasi sebagai komitmen jangka panjang.

"Yang pertama kali kita mesti kenalan, saling mengunjungi. setelahnya kita pacaran atau trading dulu. Setelah trading, jatuh cinta dan saling kenal itu baru kita punya komitmen atau investasi, dalam pergaulan ini adalah perkawinan," jelasnya, Selasa (26/1/2021).

Dengan begitu, ia menilai konsumsi harus lebih dahulu diutamakan agar ke depannya muncul komitmen dari pelaku untuk bisa berinvestasi.

"Perdagangan itu pacaran. Apa yang kamu punya, saya punya, kita saling jatuh hati. Komitmennya investasi. Perdagangan membawa investasi dan investasi membawa industrialisasi," kata Mendag Lutfi.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pendapat Lain Kepala BKPM

Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara Bahlil punya penilaian sedikit berbeda. Menurutnya, investasi merupakan pintu utama dari tumbuhnya konsumsi yang menopang pendapatan negara.

Bahlil menuturkan, konsumsi akan tumbuh jika ada daya beli dari masyarakat. Daya beli ini akan muncul jika ada kepastian pendapatan.

Kepastian pendapatan ini, lanjut Bahlil, bisa kita terjadi bila ada lapangan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan bukan hanya untuk posisi PNS atau pegawai BUMN saja, melainkan pihak swasta juga harus ikut membuka lapangan kerja lewat investasi.

"Jadi kalau secara subjektif, investasi atau konsumsi dulu, saya mengatakan bahwa investasi adalah sumber pintu masuk untuk menaikan konsumsi uang masif," ujar Bahlil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya