Tak Perlu Impor dari Eropa, Indonesia Kini Mampu Produksi Roda Gigi Berkualitas Tinggi

Pabrik roda gigi dengan 100 persen produk Indonesia ini juga mampu memproduksi double helical gear dan spiral bevel.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2021, 21:28 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 15:50 WIB
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar gembira datang dari perusahaan manufaktur anak bangsa, PT Seraya Perkasa Mututama. Seraya Gears menjadi pabrik manufaktur dan refurbish gearbox bersertifikat ISO 9001:2015 pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Pabrik roda gigi yang terletak di Cikarang Pusat, Indonesia ini memiliki mesin dengan kapasitas sampai dengan diameter 5,5 meter, dilengkapi dengan mesin gear grinding. Tidak sampai disitu, pabrik roda gigi dengan 100 persen produk Indonesia ini juga mampu memproduksi double helical gear dan spiral bevel.

“Sebelumnya, apabila pabrik-pabrik besar di Indonesia memiliki kebutuhan untuk roda gigi dengan teknologi gear grinding maupun produksi double helical gear dan spiral bevel, mereka akan pergi ke Eropa untuk mencari kualitas roda gigi terbaik, tetapi sekarang di Indonesia, kita sudah mampu memproduksi dengan kualitas yang sama, karena menggunakan mesin dan teknologi yang sama," ungkap Pendiri PT Seraya Perkasa Mututama Suwandi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/1/2021).

PT Pertamina (Industri minyak), PT Badak NGL (Industri gas), PT Pusri (Industri pupuk), PT Indocement (Industri Semen), RAPP (Industri pulp & paper) dan pabrik-pabrik raksasa lainnya telah menjadi saksi kualitas pabrik manufaktur anak bangsa ini.

“Setelah selesai proses refurbish atau rekondisi, Seraya Gears selalu melakukan test run di tempat kami untuk mengambil data noise & vibration. Tes dan data ini untuk memperlihatkan kualitas gearbox, hasil dari proses refurbish. Di Indonesia, pabrik manufaktur roda gigi dengan ISO yang menggunakan tes dan data ini hanya PT Seraya. Tanpa tes dan data ini, kualitas gearbox sangat diragukan dan memiliki resiko kerusakan yang lebih parah dikemudian hari," jelas Direktur Utama PT Seraya Perkasa Mututama Mario Shandy.

Sudah seharusnya, Indonesia menjadi negara yang tidak lagi dianggap sebelah mata. Bukan hanya perekonomian yang harus semakin baik, tetapi sarana dan prasarana dalam menunjang pertumbuhan ekonomi juga harus menjadi semakin baik.

“Indonesia adalah negara yang besar. Pabrik-pabrik besar disini tidak mau mengambil resiko untuk melakukan refurbish gearbox dengan kualitas buruk," tutur Adythia Pratama, Konsultan Bisnis & Pemasaran PT Seraya Perkasa Mututama.

"Dalam satu hari, apabila mereka berhenti produksi karena gearbox yang bermasalah akibat kualitas refurbish yang buruk, ruginya sudah puluhan milyar, bayangkan untuk proses refurbish gearbox yang bisa mencapai waktu 3 minggu, bisa berapa ratus miliar kerugiannya? Oleh karena itu, sekarang di Indonesia mereka punya PT Seraya sebagai pilihan utama,” tutup dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jumlah Pekerja Manufaktur yang Terkena PHK Capai 1,8 Juta Orang di 2020

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)
Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Pandemi Corona Covid-19 membuat jumlah pengangguran di Indonesia meningkat. Hal tersebut terlihat dari jumlah angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga Agustus 2020.

"Jumlah tenaga kerja industri manufaktur menurun tajam selama pandemi, berkurang 1,8 juta orang pada Agustus 2020 dibanding Agustus 2019," ujar Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Penurunan jumlah tenaga kerja industri manufaktur tersebut tertinggi dibandingkan sektor lain. "Penurunan tertinggi dibanding sektor lain. Memang ada sektor lain yang menurun, konstruksi, pengolahan mengalami penurunan," jelas Faisal.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan, tingkat utilisasi industri manufaktur secara umum turun drastis dari 75 persen saat sebelum pandemi menjadi 40 persen saat pandemi.

"Setelah kuartal II 2020, utilisasi sektor industri manufaktur sedikit meningkat tapi baru disekitar 50 persen. Masalah pengangguran adalah isu sentral saat kita mengalami pandemi ada gelombang PHK," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya