Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyadari, mengelola perekonomian https://www.liputan6.com/tag/perekonomianbukan suatu hal yang mudah, karena diperlukan kewaspadaan. Bahkan dia mengibaratkan hal ini tidak seperti mengemudi mobil di jalan tol yang bebas hambatan.
"Mengelola ekonomi bukanlah seperti mengemudi di jalan besar yang bebas hambatan. Artinya ada selalu kewaspadaan untuk mengantisipasi guncangan," kata dia dalam Mandiri Investment Forum secara virtual di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Dia mengatakan, guncangan dalam perekonomian bisa terjadi kapan saja dan berusmber dari mana saja. Dalam sejarah, pernah terjadi krisis keuangan pada 1997/1998 yang mengakibatkan kontraksi cukup dalam terhadap kinerja perekonomian.
Advertisement
Pada 2008, krisis keuangan global kembali terjadi yang menyebabkan perekonomian mengalami tekanan. Di luar itu, berbagai bencana seperti tsunami, gempa bumi, banjir, hingga perubahan iklim juga bisa menjadi tantangan yang harus diantisipasi.
"Itu sebabnya Indonesia tidak boleh berhenti mereformasi fondasi kita. Fondasi ekonomi agar dapat terus maju dan berpendapatan tinggi adalah kualitas sumber daya manusia. Mulai dari pendidikan, kesehatan serta desain belanja sosial sangat penting di Indonesia untuk terus bergerak maju menuju kesetaraan dan kualitas yang lebih baik," jelas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangunan Infrastruktur
Bendahara Negara itu menambahkan, pembangunan infrastruktur juga menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Selain itu, reformasi regulasi dan birokrasi harus dilakukan agar berbagai peraturan yang ada bisa turut disederhanakan guna mendukung perekonomian.
"Bagaimana Indonesia dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan pada saat yang sama meningkatkan kualitas dan pemerataan kesejahteraan sangatlah penting. Inilah yang penting kita miliki. Jangan sia-siakan krisis. Sampai sekarang bahkan selama covid-19 ini kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk reformasi," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement