Waduh, Keyakinan Konsumen Soal Pemulihan Ekonomi Turun

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tertahan pada Januari 2021.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Feb 2021, 12:44 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 12:44 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tertahan pada Januari 2021.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2021 sebesar 84,9, lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Desember 2020 sebesar 96,5.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan perbaikan keyakinan konsumen yang tertahan pada Januari 2021 terutama disebabkan menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada 6 bulan yang akan datang.

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh perkiraan terhadap ekspansi kegiatan usaha, ketersediaan lapangan kerja, dan penghasilan ke depan yang tidak sekuat pada bulan sebelumnya," jelas Erwin dalam keterangannya pada Senin (8/2/2021).

Meskipun demikian, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap terjaga dan berada pada level optimis (indeks>100). Ekspektasi konsumen yang masih optimis ini diharapkan akan membaik ke depan sehingga mendukung perbaikan keyakinan konsumen.

Perbaikan keyakinan konsumen yang tertahan pada Januari 2021 terjadi pada seluruh kategori tingkat pengeluaran dan mayoritas kelompok usia.

"Secara spasial, keyakinan konsumen menurun di 14 kota cakupan survei, dengan penurunan terbesar di kota Surabaya, diikuti oleh Bandung dan Mataram," ungkap Erwin.

Menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen pada Januari 2021 terjadi di seluruh kelompok pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1 hingga Rp 4 juta per bulan. Dari sisi usia, terutama pada responden berusia 51 hingga 60 tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indef Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 1 Persen di Kuartal I-2021

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

INDEF memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2021 sekitar minus 1 persen. Prediksi tersebut tidak terlepas dari situasi penyebaran virus corona, perkembangan daya beli masyarakat dan inflasi yang dibawah 1,5 persen pada Januari 2021. 

"Kami perkirakan tahun 2021 pada kuartal I ini minus 1 persen," kata Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad di Jakarta, Minggu (7/2/2021).

Tauhid menjelaskan hingga kini beberapa hal belum menunjukkan adanya perubahan signifikan yang terjadi di awal tahun ini.

"Ini masih belum banyak berubah, ada perbaikan tetapi masih lambat," kata dia.

Apalagi, penyaluran anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih belum optimal. Tak hanya itu, pemberlakuan kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Apalagi kita masih akan melanjutkan kebijakan PPKM pada 9 Februari dengan skala mikro," kata dia.

Tentunya, hal ini masih akan berdampak pada sektor perekonomian. Sehingga pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun ini masih akan tetap tumbuh minus.

"Jadi jangan berharap dengan situasi sekarang akan tumbuh positif. Kita perkirakan minus 1 persen, belum bisa positif," kata di mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya