Rupiah Melemah ke 13.990 per Dolar AS Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.950 per dolar AS hingga 13.990 per dolar AS.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Feb 2021, 10:37 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 10:35 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Ada dua sentimen yang membuat rupiah melemah yaitu kenaikan imbal hasil obligasi AS dan revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (17/2/2021), rupiah dibuka di angka 13.950 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.930 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah semakin melemah ke 13.990 per dolar AS.

sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.950 per dolar AS hingga 13.990 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,43 persen.

Sedangkan Berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.019 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.975 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, melemah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

"Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini mengikuti sentimen pelemahan mata uang regional karena meningginya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah menembus 1,32 persen pada perdagangan kemarin dan merupakan level tertinggi sejak Maret 2020. Yield yang meninggi tersebut memicu penguatan dolar AS.

Menurut Ariston, kenaikan yield itu kemungkinan karena optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi AS dengan dukungan program stimulus fiskal besar pemerintah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, lanjut Ariston, revisi penurunan target pertumbuhan ekonomi atau PDB Indonesia 2021 mungkin sedikit membantu pelemahan nilai tukar rupiah.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan sebesar 4,3-5,5 persen. Hal itu berbeda dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang sebesar 4,5-5,5 persen.

"Tapi di sisi lain, optimisme pemulihan ekonomi global belakangan ini mungkin bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 13.900 per dolar AS hingga 14.000 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya