Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menawarkan jasa jual dan beli emas. Layanan ini melengkapi jasa gadai yang telah ditawarkan sebelumnya.
Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh perusahaan yang sudah didirikan sejak 1901 di Sukabumi Jawa Barat ini. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu hanya tersedia di outlet Pegadaian.
Baca Juga
Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Senin, 22 Februari 2021, harga semua jenis emas terpantau stabil.
Advertisement
Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 22 Februari 2021:
Harga Emas Antam
- 2,0 gram = Rp1.879.000
- 3,0 gram = Rp2.793.000
- 5,0 gram = Rp4.619.000
- 10,0 gram = Rp9.179.000
- 25,0 gram = Rp22.815.000
- 50,0 gram = Rp45.546.000
- 100,0 gram = Rp91.009.000
Â
Harga Emas Antam Retro
- 0,5 gram = Rp440.000
- 1,0 gram = Rp879.000
- 2,0 gram = Rp1.757.000
- 3,0 gram = Rp2.636.000
- 5,0 gram = Rp4.392.000
- 10,0 gram = Rp8.783.000
- 25,0 gram = Rp21.956.000
- 50,0 gram = Rp43.910.000
- 100,0 gram = Rp87.819.000
Â
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp611.000
- 1,0 gram = Rp1.128.000
- 8,0 gram = Rp8.516.000
Â
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp491.000
- 1,0 gram = Rp920.000
- 2,0 gram = Rp1.826.000
- 5,0 gram = Rp4.509.000
- 10,0 gram = Rp8.971.000
- 25,0 gram = Rp22.382.000
- 50,0 gram = Rp44.672.000
- 100,0 gram = Rp89.309.000
- 250,0 gram = Rp223.206.000
- 500,0 gram = Rp445.884.000
- 1000,0 gram = Rp890.803.000
Â
Â
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ramalan Morgan Stanley: Harga Emas di Bawah USD 1.800 Hingga Akhir Tahun
Morgan Stanley memprediksi harga emas bakal berada di bawah USD 1.800 per ons hingga akhir 2021. Prospek ini didasarkan pada harga emas yang diperdagangkan sekitar USD 1.850 per ons dan support USD 1.800 per ons.
Kepala Strategi Lintas Aset untuk Morgan Stanley Andrew Sheets mengatakan dalam sebuah laporan, meskipun inflasi diperkirakan akan naik pada 2021, hal itu tidak akan cukup untuk mengangkat harga emas.
"Ekonom Morgan Stanley memperkirakan inflasi AS akan naik sedikit di atas 2 persen selama dua tahun ke depan. Jadi emas bukan jenis skenario pelarian untuk inflasi yang paling cocok," katanya, mengutip laman Kitco, Senin (22/2/2021).
Lanjutnya, inflasi yang lemah ditambah dengan prospek ekonomi yang membaik, akan terus membebani harga emas.Â
"Momentum harganya buruk, artinya komoditas yang sering turun cenderung terus turun. Dan data ekonomi saat ini, yang membaik, sering kali berarti emas berkinerja buruk di aset lainnya," katanya.
Harga emas tengah "berjuang" untuk naik dengan adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi optimis yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Imbal hasil obligasi 10 tahun saat ini diperdagangkan pada 1,2 persen, tertinggi dalam periode hampir satu tahun.
Analis mencatat, kenaikan imbal hasil nominal menyebabkan imbal hasil riil juga jadi lebih tinggi. Hal ini meningkatkan biaya peluang emas sebagai aset non-imbal hasil.
Morgan Stanley sendiri optimis akan ekonomi AS karena prediksi adanya kenaikan aktivitas konsumen pada paruh kedua tahun ini.
Advertisement