Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman melaksanakan penetapan hasil penjualan obligasi negara ritel seri ORI019 dengan total volume pemesanan pembelian yang telah ditetapkan Rp 26 triliun.
Dana hasil penjualan ORI019 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga
"Konsistensi Pemerintah untuk menerbitkan SBN ritel secara reguler dilakukan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target pembiayaan APBN tahun berjalan, serta memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat," jelas Luky, Senin (22/2/2021).
Advertisement
Penerbitan ORI019 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel secara online, baik dari sisi nominal, jumlah total investor, maupun jumlah investor baru yang didominasi oleh generasi milenial.
ORI019 merupakan seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang diterbitkan di awal 2021 dan diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel tradable.
Luky menyampaikan, walaupun tidak ada ORI yang jatuh tempo di awal tahun, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di ORI019. "Untuk memenuhi tingginya animo masyarakat tersebut, pemerintah melakukan penambahan kuota (upsize) selama masa penawaran ORI019," jelasnya.
Terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI 19, dimana 22.268 (45,7 persen dari jumlah total investor) merupakan investor baru.
"Diharapkan, peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan," sambung Luky.
Â
hasil pemesanan
Adapun ringkasan hasil pemesanan ORO 19 sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah investor, Generasi Milenial mendominasi investor ORI019 dengan porsi sebesar 37,5 persen, namun secara nominal masihdidominasi oleh generasi Baby Boomers (38,6 persen).
2. Berdasarkan profesi, jumlah investor ORI 19 didominasi pegawai swasta yakni sebesar 33,8 persen. Namun secara nominal, investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan ORI 19 (46,6 persen).
3. Berdasarkan gender, jumlah investor ORI 19 didominasi investor perempuan (58 persen). Apabila ditilik berdasarkan profesi investor, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar investor ORI 19. Posisi ibu rumah tangga ini konsisten di tiga penerbitan ORI terakhir.
4. Terdapat 1.925 investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp 1 juta.
5. Sejak penerapan Single Investor Identification (SID) terdapat 26.463 investor yang membeli SUN Ritel lebih dari 1 kali (repeating investors), atau sebanyak 54,3 persen dari total jumlah investor ORI019, dengan nominal pemesanan sebesar Rp16,49 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 investor bahkan tidak pernah absen membeli SUN Ritel termasuk ORI 19.
6. Pada penerbitan ORI 19 kali ini, Mitra Distribusi (Midis) bank masih mendominasi penjualan baik dari nominal maupun jumlah investor. Untuk kelompok non-bank, nominal penjualan terbesar dicapai oleh perusahaan efek, sedangkan jumlah investor terbesar diperoleh oleh kelompok Fintech APERD.
Advertisement