Mimpi Teten Masduki: Jadikan Koperasi Punya Model Bisnis Berbasis UMKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan koperasi bisa menjadi model bisnis berbasis UMKM

oleh Tira Santia diperbarui 02 Apr 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 21:00 WIB
Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Rapat terkait evaluasi pelaksanaan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebagai tindak lanjut kunjungan spesifik Komisi VI DPR di Jawa Tengah (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan koperasi bisa menjadi model bisnis berbasis UMKM. Lantaran, para pelaku UMKM yang didominasi usaha mikro, masih melakukan kegiatan usahanya secara perorangan. Bahkan, dengan jumlah UMKM sebesar 99,9 persen, kontribusi terhadap PDB nasional hanya 60 persen.

"Untuk itu, koperasi bisa menjadi model bisnis di Indonesia dengan berbasis UMKM," kata Teten, pada acara sarasehan Membangun Ekosistem Perkoperasian Nasional Dalam upaya Pemulihan Ekonomi, di Kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin), Di Jatinangor, Jumat (2/4/2021).

Lanjutnya, ia mencontohkan sektor pangan (kedelai, beras, jagung, dan sebagainya) yang masih impor. Sebab, produktivitas petani Indonesia masih rendah karena usaha perorangan tidak bisa masuk skala ekonomi.

Menurut Teten, mayoritas petani kita memiliki lahan yang sempit, sehingga tercipta keterbatasan dalam hal kualitas dan suplai produk. "Lagi-lagi, dalam kondisi seperti itu, koperasi bisa mengkonsolidasi petani-petani berlahan sempit tersebut," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berpendapat apabila koperasi bisa mengkonsolidasi usaha-usaha kecil tersebut menjadi skala ekonomi maka akan mudah masuk ke pasar luar.

 "Kami sudah memiliki kajian terhadap produk buah pisang yang memiliki pangsa pasar bagus di luar negeri. Dimana untuk masuk skala ekonomi, harus perlahan paling sedikit 400 hektar," katanya.

Lebih dari itu, dengan korporatisasi petani, khususnya di sektor pangan, harus menggandeng Offtaker agar produk pertanian terjaga suplai dan kualitasnya.

"Saya contohkan petani bawang di Brebes, yang sejahtera itu tengkulaknya, bukan petaninya. Fungsi tengkulak bisa digantikan koperasi. Koperasi yang harus membeli produk petani yang akan diserap Offtaker. Ini model bisnis yang sedang kita bangun," Jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masuk ke Sektor Produksi

Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. (dok: Pramita)

Teten juga merujuk warung-warung milik rakyat takkan bisa melawan jaringan ritel modern. Usahanya pun tidak akan berkembang. Koperasi bisa mengkonsolidasi warung-warung tersebut dengan membangun semacam pusat distribusi.

Dengan demikian Teten mengajak koperasi-koperasi besar untuk masuk ke sektor produksi, seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan sebagainya.

"Bayangkan, kita masih impor susu, sedangkan kita punya banyak petani susu. Namun, masih berskala ekonomi rendah. Kita bisa konsolidasikan potensi itu lewat koperasi hingga masuk skala ekonomi," tegas Teten.

Bagi Teten, sudah saatnya mengubah pola Syarikat Dagang menjadi Syarikat Produksi, sehingga produk-produk UMKM bisa masuk rantai pasok global. Di samping itu, Teten juga mendorong koperasi untuk melakukan modernisasi dengan pola digitalisasi dalam melayani anggotanya. "

Diluar sana, ada sekitar 149 perusahaan fintech yang terdaftar di OJK. Jadi, agar bisa bersaing, koperasi harus masuk ke ekosistem digital," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya