Penuhi Kewajiban Utang, Ekonom Sarankan Grup Bakrie Konsolidasi

Wajar bila sebuah perusahaan melakukan penjualan aset, karena itu merupakan cara supaya dapat memenuhi kewajiban utangnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2021, 14:57 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 12:35 WIB
terbebas utang
Ilustrasi./Copyright unsplash.com/rawpixel

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Aviliani menilai, wajar bila Bakrie Group melakukan penjualan aset, karena itu merupakan cara supaya perusahaan dapat memenuhi kewajiban utangnya. Sehingga Bakrie Group harus fokus pada bisnis intinya.

"Itu kan ada masalah dengan perusahaan lain, karena pakai cara restrukturisasi juga bisa. Semua peluang mereka lihat," ungkapnya dikutip, Kamis (20/5/2021).

Soal utang, Grup Bakrie punya rekam jejak panjang, misal akibat utang menggunung PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menjual satu per satu aset bisnisnya. Upaya ini dilakukan demi menutupi utang jangka pendek yang sudah menggunung.

Paling anyar, salah satu anak usaha yakni PT Bakrie Darma Indonesia (BDI) sejak 31 Desember 2019 memiliki utang sebesar Rp 100 miliar ke PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), yang tak lain pengelola gerai KFC. BDI baru membayar Rp25 miliar. Sisanya belum dilunasi.

Untuk itu, kata Aviliani, perusahaan keluarga Bakrie harus memulai konsolidasinya. Dia menilai, agar kejadian 1998 tak terulang, di mana perusahaan banyak yang ekspansi ke mana-mana.

"Nah saat ini mereka (Bakrie) harus kembali core business-nya supaya kepercayaan investor meningkat lagi," papar dia.

Sisa saham yang dimiliki Grup Bakrie terutama di sektor properti, kata Avilian, bakal kembali diminati investor karena melihat adanya keyakinan bullish (naik) suatu saat nanti.

"Investor kan juga menghitung, apalagi aset properti pasti akan menarik lagi ke depan," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Restrukturisasi Internal

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Realisasi M2 relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara, analis Lucky Bayu perusahaan Bakrie Group harus segera melakukan restrukturisasi internal terlebih dahulu untuk melakukan optimalisasi asset yang di nilai masih memiliki peluang produktifitas.

"Melakukan merger, (penggabungan usaha dengan pihak/partner strategis, agar memungkingkan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan di masa yang akan datang," jelas dia.

Kemudian, kata dia, perusahaan Bakrie Group juga harus merencanakan aksi korporasi agar mendorong minat dan apresiasi investor terhadap harga saham perusahaan dan nilai perusahaan.

"Melakukan restrukturisasi eksternal sebagai upaya untuk mempertahankan reputasi perusahaan dan group, untuk memberikan maksud sebagai perusahaan berkelanjutan / sustainable company," beber dia.

Selanjutnya, bila memungkinkan perushaan Bakrie Group menjual saham kepada investor atau pihak yang dianggap strategis.

"Melakukan penjajakan pengelolaan hutang dengan mata uang asing atau misal USD, EUR dll, agar memiliki pengelolaan treasury yang optimal, serta dapat memperolah selisih kurs valas," ungkap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya