Sambut Ramadan, 28 Perusahaan Antre di Pipeline IPO

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, jelang Ramadan atau hingga 28 Februari 2025, terdapat 28 perusahaan yang siap debut di Bursa.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 02 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 06:00 WIB
Sambut Ramadan, 28 Perusahaan Antre di Pipeline IPO
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham.Saat ini terdapat 8 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa dengan dan dihimpun sebesar Rp 3,70 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, jelang Ramadan atau hingga 28 Februari 2025, terdapat 28 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, didominasi perusahaan skala besar. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor konsumer non-siklikal.

"Hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (1/3/2025).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 23 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 1 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sementara belum ada perusahaan dari aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Adapun rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 1 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 7 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 3 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 3 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor technology

• 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Pipeline Obligasi

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Hingga saat ini, telah diterbitkan 18 emisi dari 15 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 21,2 triliun. Sampai dengan 28 Februari 2025 terdapat 20 emisi dari 16 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 1 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 1 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 3 Perusahaan dari sektor energy

• 7 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 1 Perusahaan dari sektor industrials

• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor technology

• 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Pipeline Rights Issue

Per 28 Februari 2025, telah terdapat 2 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 0,47 Triliun. Serta terdapat 6 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 0 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 0 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 0 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 2 Perusahaan dari sektor healthcare

• 0 Perusahaan dari sektor industrials

• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Kinerja IHSG Sepekan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok signifikan pada perdagangan 24-28 Februari 2025. Koreksi IHSG didorong aksi jual investor asing dan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (1/3/2025), IHSG anjlok 7,83 persen ke posisi 6.270,59 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG turun 2,48 persen ke posisi 6.803. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 7,68 persen menjadi Rp 10.880 triliun dari pekan Rp 11.786 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG yang terjadi didorong tekanan aksi jual. Pada Jumat, 28 Februari 2025, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 8 triliun. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih tertekan. Dari sentimen global, kekhawatiran tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga bayangi IHSG).

“Meningkatnya kekhawatiran investor akan pemberlakuan tarif impor AS terhadap Kanada, Meksiko dan China,” ia menambahkan.

Herditya menuturkan, faktor lain yang menekan IHSG yakni rating MSCI Indonesia yang diturunkan dan investor juga cenderung wait and see peluncuran Danantara. “Rilis kinerja BBRI pada Januari 2025 yang cenderung melemah,” kata Herditya.

 

Sektor Saham

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian terpangkas 4,52 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,23 juta kali transaksi pada pekan lalu. Kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa. Rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 21,62 persen menjadi 22,36 miliar saham dari 18,38 miliar saham. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa bertambah 16,19 persen menjadi Rp 13,69 triliun dari Rp 11,78 triliun.

Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 10,21 triliun. Aksi jual saham ini lebih besar dari pekan lalu sebesar Rp 1,16 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 21,90 triliun.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham basic materials pimpin koreksi dengan turun 12,63 persen. Sektor saham energi merosot 8,87 persen, sektor saham industri terpangkas 5,55 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal melemah 7,58 persen.

Kemudian sektor saham consumer siklikal susut 5,89 persen, sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 4,03 persen, sektor saham keuangan merosot 6,13 persen, sektor saham properti dan real estate terpangkas 5,19 persen.

Lalu sektor saham infrastruktur terperosok 8,52 persen dan sektor saham transportasi dan logistik susut 4,67 persen. Sedangkan sektor saham teknologi melambung 11,86 persen.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya