Dana Hasil Penerbitan SBR010 Digunakan untuk Beli Vaksin

Anggaran APBN 2021 terus difokuskan pada kebijakan Penanganan pandemi covid-19 dan percepatan pemulihan perekonomian.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Jun 2021, 10:15 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)
Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, seluruh dana hasil dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) ritel yaitu Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR010 akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2021.

“Seperti penerbitan SUN lainnya, seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan hasil SBR010 akan digunakan untuk pemenuhan target pembiayaan APBN untuk pengadaan vaksin, biaya kesehatan, bantuan sosial dukungan kepada UMKM, serta program penanganan dan pemulihan dampak pandemi lainnya,” kata Luky dalam peresmian SBR010 secara virtual, Senin (21/6/2021).

Lantaran, anggaran APBN 2021 terus difokuskan pada kebijakan Penanganan pandemi covid-19 dan percepatan pemulihan perekonomian.

“Oleh karena itu untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah dan DPR telah menyepakati defisit APBN untuk tahun 2021 adalah sebesar 5,7 persen terhadap PDB atau Rp 1.600 triliun,” ujarnya.

Adapun untuk menurut defisit anggaran APBN 2021, kata Luky akan dipenuhi secara oportunistik, terukur tetapi tetap prudent, dengan terus mengoptimalkan berbagai sumber pembiayaan, terutama dari pasar serta dukungan dari otoritas seperti Bank Indonesia dan otoritas keuangan lainnya.

“Strategi pembiayaan APBN utang 2021 terus akan terus mempertimbangkan baik kondisi kas kita, proyek penerimaan dan kebutuhan belanja pemerintah biaya yang semurah mungkin sekecil mungkin dengan risko yang tetap terjaga tetapi harus memperhatikan stabilitas kebijakan fiskal dan tentu saja harus memperhatikan kondisi dan sentimen pasar keuangan Global maupun domestik,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Investor Domestik

Dia bilang, lantaran kondisi defisit APBN yang meningkat serta belum pulihnya investor global untuk menyimpan dananya di market, upaya pendalaman pasar keuangan dan perluasan basis investor domestik menjadi salah satu prioritas pemerintah.

“Selain itu untuk pemenuhan target pembiayaan APBN konsistensi Pemerintah untuk mendapatkan surat berharga negara ritel secara reguler merupakan salah satu upaya strategi untuk mendapat pasar keuangan dan perluasan basis domestik,” ujarnya.

Menurutnya, semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam penerbitan SBN diharapkan membuat Indonesia semakin mandiri dalam mencari pembiayaan pembangunan. Oleh karena itu Pemerintah menerbitkan SBR010 ini.

“SBR010 hadir sebagai alternatif investasi yang aman, menguntungkan sekaligus membuka kesempatan bagi bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN bersama-sama berpartisipasi dalam pembangunan Republik tercinta ini,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya